Optimisme Irfan Setiaputra Setir Garuda di Tengah Badai Corona

Wawancara Eksklusif Dirut Garuda

Optimisme Irfan Setiaputra Setir Garuda di Tengah Badai Corona

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 20 Mar 2020 12:30 WIB
Dirut Garuda Irfan Setiaputra
Foto: Wirsad Hafiz / 20detik
Jakarta -

Irfan Setiaputra resmi menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada Januari lalu. Ia diminta oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk beres-beres di maskapai yang sebelumnya memiliki kasus Brompton dan isu gundik.

Erick Thohir memberikan banyak PR untuk Irfan agar mampu membenahi dan membawa Garuda sebagai maskapai kebanggaan masyarakat Indonesia.

Sama seperti maskapai lain, Garuda tahun ini juga menghadapi cobaan yang berat. Yakni Corona yang membuat perekonomian bergejolak dan menghantam bisnis penerbangan. Di tengah badai corona, Garuda juga harus membenahi masalah keuangan, anak cucu usaha, isu gundik hingga permintaan pembukaan rute penerbangan langsung ke sejumlah kota di negara-negara lain.

Berikut kutipan lengkap detikcom dengan Dirut Garuda,Irfan Setiaputra.

Kita tahu Garuda sebelum pak Irfan masuk hadapi persoalan manajemen. Tapi belum lama ini semua maskapai penerbangan di dunia hadapi badai wabah corona, khusus Garuda langkah untuk selamatkan perusahaan seperti apa?
Jadi ini memang tak terduga, jadi hampir semua airlines kena impactnya cuma mesti dipahami tipe perusahaan airlines yang bergerak di seluruh dunia ini basicly sebenarnya kalau disimplifikasikan ada dua tipe.

Pertama itu arilines berbasis hub mode. Jadi kalau anda tahu misalnya Singapore Airlines, Cathay, Emirates, Etihad dan Qatar itu memang membasiskan bisnisnya berbasis hub. Jadi dia menerbangkan semua orang ke semua tempat berkumpul atau lewat kotanya airlines nya dia.

Biasanya perusahaan tersebut sangat didukung oleh pemerintahnya. Dan mendapatkan banyak previige dan subsidi dan pelabuhan di mana dia berbasis perusahaannya kayak Qatar di Doha.

Tipe kedua adalah seperti kayak Garuda, kita punya domestik market sangat kuat. Perusahaan nasional berbasis hub ini sayangnya tidak punya domestik market sehingga situasi seperti corona ini membuat negara sangat terpukul. Sementara kita Garuda ini diuntungkan karena kita punya domestik market yang kuat, waktu awal corona muncul, sentimen tidak ingin berpergian tidak ada.

Sempat juga pemerintah melakukan insentif untuk mendorong masyarakat Indonesia bepergian terutama ke daerah wisata yang terkena impact dengan adanya corona ini.

Kalau sekarang dengan adanya social distancing atau kebijakan semacam itu, apakah mulai ada dampaknya?
Nah sebenarnya corona di Indonesia memang agak perlahan impactnya ke kita gitu ya. Beberapa hari lalu memang mulai terasa sih kalau ada penurunan yang cukup signifikan terhadap perjalanan domestik karena orang mulai menghindari juga perjalanan domestik ini.

Namun demikian kami juga cukup kaget juga ketika diumumkan misalnya Singapura akan mengenakan siapapun yang masuk per tanggal tertentu waktu itu kalau nggak salah hari Selasa masuk akan kena isolasi 14 hari sampai sebelumnya tiba-tiba full pesawat kita malah kita tambah kalau dengan permintaan untuk terbang ke Singapura lewat pakai Garuda tinggi sekali hari itu.

Saya nggak katakan dapat berkah, tapi memang jadi pertanyaan signifikan kok bisa banyak yang ke Singapura. Jangan jangan banyak masyarakat Indonesia yang memutuskan berdiam di Singapura atas alasan apapun.

Tapi itu juga didukung oleh keputusan untuk tutup sekolah dan perusahaan termasuk pemerintah untuk mendorong orang kerja di rumah. Di hari yang sama cukup menarik juga penerbangan ke Denpasar penuh juga, saya mungkin menengarai mungkin karena belajar dari rumah, bekerja dari rumah sebagian keluarga memutuskan rumahnya di Denpasar.

Atau belajar sambil berlibur?
Mungkin, saya tidak mau katakan ini. Tapi cukup menarik menyaksikan model masyarakat Indonesia bepergian.

Kedua, over weekend itu tetap ramai gitu. Banyak alasan ya acara perkawinan tidak ditunda. Kita juga banyak kebiasaan over weekend kunjungi keluarga atau liburan singkat. Jadi itu, saya ingin katakan bahwa mulai terjadi penurunan signifikan di domestik.

Pada waktu corona muncul pertama kali dan kita tutup dengan China. Sebenarnya Garuda dalam posisi itu confidence dan selalu dengan sedikit lead. Tapi memang buat kami itu pukulan ini cukup terasa sekali ketika umroh ditutup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan perjalanan ke Singapura yang cukup frekuensinya banyak itu menurun drastis. Jadi seperti Singapura dari 9-10 sehari hanya jadi 3. Kemudian Arab ini umroh ini kita seminggu bisa 24 penerbangan, pesawat besar itu otomatis langsung stop.

Dan kita sempat melakukan selama kalau tidak salah 10-11 hari perjalanan ke Arab Saudi itu kita tetap lakukan karena kita harus menjalankan kewajiban kita membawa orang yang membeli tiket. Jadi jemaah umroh yang sudah waktunya pulang ya kita harus layani. Kita sempat berapa hari hampir seminggu lebih kita berangkat kosong. Pulang isi penuh.

Berarti kalau dari paparan bapak ternyata masyarakat kita tetap lakukan perjalanan di weekend juga demikian, dengan adanya kebijakan bekerja dari rumah. Garuda tidak sampai menerapkan itu juga? Karena harus melayani penumpang?
Ya, kalau Garuda dari sisi pelayanan kita harus pertahankan memang beberapa frekuensi ke kota tertentu alami penurunan. Tapi kita pastikan sampai hari ini tidak ada kota yang tidak kita layani. Sesuai dengan pelanggan. Memang yang tadinya 10 jadi 8 atau jadi 7 atau jadi 5 atau jadi 1. Tapi kita pastikan tetap ada, sampai diminta oleh pemerintah untuk menghentikan.

Jadi walaupun isinya sedikit, kita akan tetap upayakan. Kita bawa penumpang ke lokasi yang dia sudah putuskan sebelumnya.

Harga minyak dunia jatuh, tapi di sisi lain rupiah kita juga melemah ini sejauh mana dampaknya pada Garuda?
Ya tentu saja dari sisi costing cukup punya impact, di satu sisi positif dan negatif. Saya belum hitung detail memang banyak yang tanya implikasinya bagaimana dengan rupiah melemah, harga avtur menurun. Saya cuma mau menyampaikan aja dinamika ini dari hari ke hari cukup menarik.

Di atas kertas kita bisa katakan bahwa ini mungkin akan turun terus, tapi faktanya nggak gitu juga, di hari tertentu dan tujuan tertentu jadi asumsikan sesuatu ke depan ini saya mau coba hindari dulu lah. Tapi betul baiknya beban kita basisnya dolar AS dengan menguatnya dolar AS tentu ada peningkatan beban.

ADVERTISEMENT

Benar juga mayoritas cost kita di avtur dengan penurunan ini kita bisa menikmati. Tapi sayangnya jumlah produksi atau jumlah flight kita sedang tidak seperti normal. Mestinya kondisi normal dan harga avtur turun mestinya menikmati.

Selama 2 bulan memimpin Garuda ini kan kita tahu manajemen lama mewariskan utang yang cukup besar begitu ya, langkah dari Anda ini untuk atasi itu solusinya gimana?
Saya tidak ingin mengatakan itu warisan. Saya katakan ini a given condition yang harus dihadapi. Karena mengeluh atau menyalahkan nggak ada gunanya juga. To still dare, sebuah perusahaan kita harus memastikan bahwa kita komitmen dalam kondisi susah atau apapun.

Hari ini dengan pendapatan kita yang menurun kita tentu dalam posisi yang mungkin tidak terlalu nyaman lah atau enak berhadapan dengan kita berutang. Kita lagi dalam diskusi dengan mereka, sangat diuntungkan kasus ini tidak spesifik Garuda, tapi seluruh airlines.

Kita lagi pikirkan refinancing, sayangnya memang. Appetite terhadap dunia industri penerbangan ini lagi jatuh. Tapi saya pikir semua industri ya perbankan, financial company juga semuanya lagi wait and see melihat perkembangan corona ini parah. Karena tidak semua airlines kena, semuanya kena. Jadi kalau ditanya apa tindakan yang akan kita lakukan. Ya kita bicara bertemu, negosiasi terus mencoba mengambil pendanaan lain baru untuk refinancing dan hal-hal yang sejenisnya.

Dari pihak kreditor sendiri ada sinyal positif?
Positif intinya mereka willing to talk. Kita juga mesti memahami mereka juga punya keterbatasan. Tapi ini memang diskusi saya dengan mereka. Saya selalu katakan dalam kondisi buruk inilah waktu di mana kita saling mengetes partnership kita itu tepat atau tidak.

Kalau yang ngotot tentu saja ada gitu kan, tapi banyak sekali saya lihat willingness kan kita akhirnya terms-nya ketemu gimana, penurunannya seperti apa, mau seperti apa, itu semua pembicaraan kita selalu mencoba bersepakat berapa lama berimplikasi.

Isu lain Menteri BUMN Erick Thohir sempat bilang ada sekitar 5 anak usaha Garuda yang perlu ditutup. Ini seperti apa evaluasinya?
Begini kita terus menerus evaluasi, kita tunggu persetujuan dari Kementerian BUMN untuk eksekusinya. Tapi kami sudah sampaikan ke manajemen perusahaan tersebut out intention seperti ini jadi tolong siap.

Yang kedua, kita sudah mulai melakukan inventarisasi issues issues apa yang akan kita ambil. Saya cuma minta ke teman-teman direksi untuk memastikan pertama bahwa tidak ada satupun karyawan kita yang diabaikan dari proses itu. Bukan salah mereka ini.

Yang selanjutnya, pastikan punya solusi bisnis. Lalu kerja sama yang sudah dibentuk itu will still continue dengan model lain.

Lebih tepatnya ini 5 cucu usaha. Kita mau fokus ke cucu dulu kemudian nanti pelan-pelan memang mandat dari pak Erick untuk saya dan direksi untuk melihat satu mana sih yang pantas kita pertahankan. Mana yang pantas kita leburkan, bukan dimasukkan ke bisnis yang lain. Mana yang pantas kita tutup.

Bidang apa aja?
Sayangnya macam-macam, dari mulai diversifikasi jadi ada yang diverisikasikan tadinya bagian dari unit kita lalu kita keluarkan jadi PT sendiri. Ada yang masuk domainnya supplier. Dan ada yang new business seperti semua orang tahu soal Tauberes ya.

Nah kita lagi coba cari cara agar paling akan dilakukan disepakati tinggal finalisasi itu kita leburkan langsung ke Garuda. Tauberes itu aplikasi yang dia bangun itu ternyata sangat bagus, kalau kita bisa implementasi di dalam bisnisnya garuda sendiri, jadi kita sudah sepakat bahwa itu akan kita masukkan ke dalam organisasi Garuda langsung, bukan anak usaha. Naik tingkat 2 kali.

Anda punya kredibilitasnya untuk itu, karena basic lama di telekomunikasi?
Iya mudah-mudahan, selain bisa bantu bisnis proses kita tapi juga penting kolaborasi knowledge dengan experience teman bisa bantu di bidang kita. Untuk optimalisasi proses kita maupun coba tingkatkan pelayanan maupun ujungnya ke demand baru kita.

Ada dua isu lain terkait manajemen baru. Ketika Anda terpilih dari PHRI itu langsung teriak tolong praktik kartel yang dilakukan Garuda dengan menekan biro perjalanan tertentu untuk harga ini dibenahi? Kedua, soal terhadap pegawai perempuan, pembenahannya seperti apa?
Ya memang, menarik ya di industri travel ini itu karena Garuda satu bagian dari the whole industry, travel agent, airlines, hotel, entertainment dll. Tapi dari hari pertama terlepas apakah PHRI memberi semacam pertanyaan atau apapun saya dari dulu dalam mengelola perusahaan ada satu hal yang saya akan selalu jadi pegangan buat saya.

Kerja sama dengan orang lain, berpartner yang nomor satu paling penting satu-satunya penting adalah fairness. Jadi kita mesti berlaku adil ke siapapun. Begitu sekali tidak adil kepercayaan seluruh partnership dengan banyak teman-teman ini akan rusak.

Oleh sebab itu, saya memang langsung yang pertama ini saya ketemu dengan pimpinan travel agent dan saya pastikan bahwa kita akan melakukan. Jadi ketika online mendapatkan perlakuan khusus misalnya itu akan dihilangkan.

Dari kajian Anda setelah masuk tuduhan itu terjadi?
Begini, saya ini dirut bukan investigator. Buat saya mendengar informasi begini-begini buat saya simpulkan saja dengan cepat bahwa banyak orang merasa diperlakukan tidak adil. Merasa, apakah perlakukan tidak adil itu nggak bisa jadi itu iya atau nggak.

Kemudian saya melihat terms perjanjian pengaturan kerja tiket dan segala macam ini ada ketidakadilan. Ya sudah contohnya travel agent termasuk online tidak mendapatkan perlakuan khusus dari penjualan subclass. Jadi nggak boleh ada satu yang dapat dia yang boleh saja, lainnya tidak boleh.

Saya juga bertemu dengan travel umroh ya, karena memang pada waktu itu dengan alasan yang menurut saya masuk akal waktu itu diputuskan untuk wholesale. Penjualan tiket umroh ini. Di situ banyak feedback merasa banyak puluhan tahun nggak boleh langsung jadi harus lewat seseorang atau perusahaan.

Ya kita putuskan itu tidak akan terjadi lagi, sehingga semua orang travel agent tanpa perlu lewat orang lain. Yang commited lebih besar akan dapat perlakuan khusus. Tapi model seperti itu ya kita hubungkan. Misal beli 10 harga 100 perak, beli 1000 ya harganya 98 perak, kalau anda beli sejuta ya harganya 90 perak. Hal-hal seperti itu kita buka aja gitu.

Jadi, fairness itu buat saya dan manajemen baru kita itu sangat penting tapi kita juga tau ada policy yang punya kecenderungan tidak fair. Ini yang kita beresin tapi ada juga mungkin tindakan-tindakan individu yang menciptakan unfairness.

Oleh sebab itu saya sampaikan ke teman-teman ini nomor handphone saya bisa dihubungi, ini nomor direksi, kalau anda melihat anggota tim saya melakukan tindakan unfair tolong saya diinfokan. Tapi kalau anda lihat bos saya sebagai dirut lakukan unfair mohon hubungi komut dan menteri BUMN. Nggak usah dibikin susah kan.

Terkait pegawai perempuan?
Ya kami berterima kasih bahwa kemudian Kementerian tunjuk Bu Yenni Wahid sebagai komisaris. Kita juga banyak lakukan interaksi dengan pimpinan serikat dan juga manajemen. Dan memang kami menemukan ada beberapa informasi. Balik lagi saya ini bukan investigator. Informasi-informasi. Kita kasih statement very clear ke teman-teman.

Ke manajemen ke komisaris kita tidak mau perlakuan-perlakuan yang sifatnya tidak fair. Pelecehan itu terjadi lagi tidak mau. Kita buat set up untuk laporan. Tapi balik lagi, kalau anda merasa diperlakukan tidak fair anda silakan hubungi saya langsung. Kalau saya tidak bisa ini lho ada bu Yenni juga.

Sempat ketemu dengan awak kabin perempuan dan kasih statement jelas tidak ada lagi ke depan kit akan perlakukan sekelompok orang secara khusus. Tidak akan ada lagi. Kita tidak lagi lihat hubungan kedekatan tapi kita semata-mata lihat performance. Kita juga ubah organisasinya, taruh orang-orangnya untuk memastikan ini bisa dijalankan dengan baik.

Jadi, itu sudah komitmen kita. Kita bicara dengan serikat untuk membantu memastikan ini tidak terjadi. Kadang begini, policy di company tidak itu. Tapi mungkin ada banyak kekhilafan yang terjadi sebagai bentuk pelecehan. Bias-bias seperti itu. Kita pastikan anda boleh laporkan langsung.

Lanjut ke halaman berikutnya

Garuda di Tengah Badai CoronaFoto: Wirsad Hafiz / 20detik


Pak dua pekan lalu kami sempat berbincang dengan dubes Indonesia untuk Rusia. Dia cerita bahwa ada potensi penumpang buat Garuda yang cukup besar. Jumlah turis 160.000 per tahun dari Rusia. Kita tidak ada penerbangan langsung, ini dimanfaatkan betul oleh Thailand atau maskapai asing lain. Garuda sebetulnya sudah lakukan penjajakan 3 kali tapi belum terealisasi ini sampai juga tidak ke Anda info ini dan tindak lanjut ke depan bagaimana?
Pak Dubes komunikasi dengan saya, dan juga beberapa dubes yang lain melakukan komunikasi. Saya kebetulan beruntung karena keluarga Deplu jadi saya komunikasi dengan bu Menteri juga mengenai beberapa inisiatif dan permintaan dari para dubes tersebut.

Jadi secara komersial kita ini memang melakukan beberapa penelitian dan sampai sekarang belum. Dan yang jadi beberapa masalah di beberapa kota seperti Moskow, Frankfurt, Paris. Angka marketnya memang menarik. Tapi memang tim kemudian melakukan analisa yang menyimpulkan bahwa analisa ini ya betul memang sebanyak ini marketnya. Tapi kalau dipaksakan kita akan babak belur dari sisi bisnis. Kami lagi investigasi lanjutan yaitu apa? 100.000 komposisinya 100, 200,300 ribu mungkin. Bagaimana komposisi mereka berperjalanan. Tampaknya kita menemukan kota-kota atau daerah tertentu ke Indonesia itu memiliki sebuah tendensi yang sifatnya seasonal.

Begini, ketika musim dingin di sana mereka mau keluar. Ketika musim panas, yang keluar sedikit. Karena mereka masuk ke daerah tropis. Kedua, target mereka Bali. Banyak sekali yang fokus ke Bali. Kalau anda ke Bali banyak restoran berbahasa Rusia. Kita juga tahu persis, saya juga dulu ketika ke Bali banyak ada bahasa Rusia, ya mulai banyak ya turis rusia. Tapi temuan kita sementara sifatnya seasonal. Akan ramai saat di sana musim dingin, dan di sana panas di sini sepi.

Kita juga mesti cari tahu juga, ketika musim dingin di sana orang ke Denpasar. Apakah orang Indonesia mau ke sana? Baiknya teman-teman dubes ini melihat cuma imbau ke Indonesia. Sementara kalau mau inbound kita mesti pergi ke sana juga. Kita harus pastikan pesawat ke sana ada isinya. Nah yang jadi masalah buat kita hari ini soal pembukaan rute baru itu adalah analisa internal tetapi juga seberapa besar kita dapat support dari dubes, dari Kementerian Pariwisata.

Ini yang sedang kami bicarakan dengan pak Wisnutama kita lihat supportnya. Jadi ketika kita buka rute tertentu. Kemenpar juga bantu kita untuk promosikan jadi saya sangat mengerti pak Dubes ini gregetan. Tapi memang memutuskan buka jalur ke satu tempat ini tidak gampang. Kita nggak mau masuk lalu keluar, ngga tahu case nya London. Kita buka di sana kita kurangi, keluar dan buka lagi. Amsterdam gimana berubah tadinya langsung sekarang, Jakarta, Denpasar, Medan Amsterdam.

Saya bilang ke Bu menteri, saya agak lambat. Kita mau agak solid dan jangan terkesan bercanda. Kalau ada permintaan dan kita tidak selesai. Ini jadi reputasinya tidak bagus.

Beberapa kota di Eropa, kita sekarang menawarkan interline. Artinya orang dari Barcelona, Spanyol dia bisa ke Jakarta Denpasar lewat Amsterdam. Jadi orang bisa pesan tiket lewat website kita ke manapun ke Jakarta. Nanti ada urutan tertentu, misal dari Amsterdam direct Jakarta, dari situ bisa diatur lagi ke Labuan Bajo atau ke mana. Ini lagi disarankan.

Memang ada sedikit kehilangan rasa kebanggaan dan kenasionalisme karena tidak ada pesawat parkir gitu kan. Itu tanyanya kita ini mau mendahulukan yang mana. Saya sih mau balance dua-duanya. Kalau memang banyak saya highly consider untuk bisa buka.

Mungkin juga kita harus siapkan supaya tidak cuma Bali aja ya khususnya yang dari Rusia itu ya, kota lain dipromosikan?
Betul sekali, mereka cuma tau Bali daripada Indonesia. Tugas utama kerja keras kita ramai-ramai.

Ada perkembangan menarik terkait haji. Kementerian di Saudi minta Kementerian Agama Indonesia untuk menahan diri untuk bicarakan soal haji. Padahal waktunya mepet sudah Juni - Juli ya. Dari Garuda sendiri seperti apa?
Ya kita sudah tanda tangan dengan Kemenag, soal kerja sama haji seperti biasa. Dengan angka, harga dan terms and conditions. Memang corona ini kita jadi aware gitu. Cuma kita jadi sampaikan ke Kemenag. At the end of the day kita harus bersiap. Saya yang paling khawatir adalah ketika, misalnya diputuskan dibuka, terus kemudian semua pihak tidak siap. Karena penting buat kami di Garuda hari ini adalah memastikan jemaah haji yang terbang dengan Garuda itu terlayani dengan baik.

Itu komitmen kita, nah untuk itu kita mesti banyak persiapan. Memang kami dengar ada keinginan pembenahan diri. Saya tidak masalah tahan diri, tapi jangan tahan dirinya dibuka last minutes. Kalau itu terjadi kita repot juga. Saya paling khawatir, kita ngga bisa deliver apa yang kita komit.

Kita lagi diskusi, kalau saya selalu siapkan sampaikan mari kita lakukan yang komit. Tapi prepare for can be. Tolong sampaikan ke semua pihak yang kita akan terima. KIta akan lakukan proses misalnya merekrut tenaga tenaga yang harus mengoperasikan ini. Merekrut khusus awak kabin. Kan kita tidak bisa switch nggak bisa kirim yang tidak ada keahlian khusus untuk jemaah haji.

Meskipun rutin?
Iya meskipun sudah rutin. Jadi ya situasinya memang tidak menguntungkan semua pihak hari ini. Tapi saya harap mudah-mudahan dalam waktu tidak lama ada indikasi positif. Sehingga kita tidak terlalu berlama-lama terjebak dalam situasi wabah ini untuk saya masalah terbesar wabah ini bukan virusnya tapi ketakutannya. Panik mode nya ini yang membuat semua orang bisa takut.

Yang kedua, saya selalu khawatir bahwa ini jadi panggung buat sekelompok orang tertentu menjadikan ini panggung tanpa memikirkan implikasi yang lebih besar.

Saya lihat rekam jejak Anda lebih banyak di telekomunikasi dan ke tambang juga. Kemudian ketika diajak Erick untuk ditawarkan urus penerbangan apa kira-kira yang terbesit. Apa yang membuat Anda bersedia untuk menerima tantangan ini?
Ya memang banyak yang tanya juga, ini bukan industri yang dikuasai. Tapi saya katakan saya punya rekam jejak atau perjalanan karir mungkin menguntungkan karena pindah industri dan pindah environment. Saya pernah di perusahaan multinasional, swasta, BUMN. Saya pernah di industri telekomunikasi, di IT dan di tambang dan maupun kontraktor tambang. Nah pengalaman ini cukup buat saya cukup percaya diri, untuk memegang industri baru. Yang menurut saya, kita nggak perlu tahu terlalu detail, pasti di perusahaan itu banyak yang lebih jago. Tapi penting memahami fundamental dari industri tersebut.

Sebenarnya apa sih yang kita jual bagaimana kita bisa berkompetisi. Itu modal saya dan saya pernah jadi Presiden di umur 38 tahun sekarang 55. Sekarang niat saya masuk di company selalu mempelajari, membereskan yang belum beres, meneruskan yang sudah bagus dan penting berteman. Itu-itu perjalanan yang menarik buat saya. Ketika pak Erick tawarkan ini saya agak terhenyak juga kan.

Tapi kayaknya pak Menteri minta tolong buat saya nggak pantes untuk menolak. Ya kita ambil ini sebagai sebuah amanah, melakukan yang terbaik, habis itu biarkan pemegang saham memutuskan apakah orang ini pantas untuk diteruskan atau pantas diganti dan kalau anda juga pengalaman saya kalau ada orang tidak puas ya no hard feeling juga. Kan kita berusaha sebaik mungkin dan ajak orang ke arah yang lebih baik.

Ada semacam tarik ulur nggak, ketika tawaran datang. Lalu Erick datang lagi, atau komunikasi pertama langsung?
Ya komunikasi pertama ya memang diminta saya membantu Kementerian BUMN beliau dan segala macam. Beliau katakan saya baca referensi tentang bapak positif semua. Itu sebuah kehormatan saya hanya bilang gitu dan saya bersedia. Lalu muncul nama Garuda. Walaupun di samping saya banyak yang berbisik, kalau ngga keluar langsung dari pak Erick. Kita mulai bicara beberapa hal, organisasi apa yang diinginkan dan sebagainya.

Tarik ulur enggak. Saya tidak berasal dari posisi tarik ulur. Saya coba menawar itu, kalau pemerintah republik Indonesia lewat Kementerian BUMN meminta menawarkan buat saya nggak patutlah ditolak.

Anda punya latar belakang pengalaman di telekomunikasi di tambang. Langsung ke Garuda atau ada tawaran lain?
Ada tawaran lain ya tapi tidak pernah spesifik langsung jadi bicara bicara yang lain yang mungkin lebih dekat ke saya. Walaupun awalnya saya sebenarnya berharap bahwa. Umur saya sudah 55 i think its time for me. Ada kesempatan untuk yang muda, energik untuk memimpin. Waktu itu saya bilang nggak salah nih pak, saya kan udah uzur. Ya saya tau diri, karena profesional seperti saya dengan banyak pengalaman selalu merasa lebih jago, memang seperti itu.

Persoalannya matching dengan kekinian bisa nggak, karena challenge dunia berubah terus. Untungnya saya di dunia IT yang betul-betul dulu waktu di Cisco saya menggunakan internet yang termasuk orang yang pentingnya menggunakan internet. Saya orang pertama yang katakan Facebook menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Saya itu sekarang semua main sosial media, ya saya pernah partisipasi juga lah dikit-dikit apalagi ketika sosial media dipakai dalam tools untuk perusahaan.

Dulu waktu saya di Cisco medsos itu dianggap bermain. Hari ini kita lihat semua orang fokus ke situ. Jadi tidak pernah ada diskusi yang lain secara formal yang ada.

Bahwa Irfan bukan sosok pemburu jabatan mungkin bisa dilihat dari rekam jejak Anda, paling setahun dua tahun tinggal. Kalau Garuda akan berapa lama?
Begini, saya selalu mengatakan jika masih satu perusahaan. I may not be here for to loong, but i intern to be long enough. Jadi saya kira nggak mau dianggap. Orang kalau lihat cv pasti bilang wah ini kutu loncat.

Ah ini pembosan, ah ini orang yang begitu lihat mulai ada masalah dia tinggal, enggak. Saya dari hari pertama masuk berharap bahwa kontrak saya misalnya setahun dan lima tahun saya jalani sampai selesai. Tapi tidak tahu di perjalanan seperti apa, saya profesional. Ketika ada tawaran yang menarik, kan selalu why not kan.

Salah satu tawaran menarik adalah istirahat, main-main sama cucu gitu kan. Yang kedua, ketika tidak ada level seperti saya ini penting ada kecocokan antara dirut dengan komisaris dan pemegang saham. Nah problem utama saya itu adalah saya ini orang yang tau diri. Ketika saya mulai nggak suka, saya juga nggak mau bikin komisaris dan pemegang saham susah dengan nunggu RUPS buat hentikan saya, silakan langsung chat saya life goes on saja.

Suatu hari nanti 5-10 tahun lalu itu ada manfaat atau anda jadi biang kerok dari persoalan perusahaan. Itu aja sih. Jadi kalau ditanya berapa lama. Ya pengen selamanya tapi faktanya anda lihat nggak mungkin lama. Saya pernah 6,5 tahun kerja di dua perusahaan di Bank Niaga maupun di Cisco.

Erick memberi target apa untuk Garuda dan dari sisi pribadi Anda sendiri bagaimana?
Apa yang pak Erick minta ke saya pas waktu itu. Beberapa gejolak yang tidak terlalu riil, kondisi Garuda, itu menurut saya agak diblow up oleh media secara lengkap. Proper, karena perlakuan satu dua orang itu bukan merepresentasikan semua orang. Nampaknya ada pihak tertentu blowup itu. Sampai ada ranah yang terlalu privat.

Yang saya setuju dengan pak Erick dan saya bagaimana membuat Garuda ini jadi membanggakan masyarakat Indonesia. Bukan saya katakan mereka tidak bangga hari ini, tapi lebih bangga. Orang mau berebutan, maupun harganya mahal naik Garuda. Tapi ini soal merah putih, soal hati nurani gitu. Kalau kenapa nggak naik yang lebih hebat atau segala macam. Kedua, beliau bilang ya beres-beresin lah.

Kalau saya lihat dia sebagai Menteri BUMN, ketika ngomong beres-beres saya tahu ujungnya bagaimana. Menteri BUMN pegang ratusan BUMN belum lagi anak dan cucu. Kan bisa kebayang kalau ada suatu BUMN yang bikin heboh terus di media. Ya ini menteri ketika berhadapan dengan media ditanya PT ini ditanya PT ini, saya bisa bayangkan waktu kasus meledak mungkin berapa hari berapa minggu yang ditanyain itu aja. Padahal ada hal lain yang harus diurus.

Jadi saya beruntung pak Erick kita bisa berkomunikasi langsung dan bisa bicara bebas. Ini tolong dipantau biar ada gunanya. Jangan gitu lah kita kan ada gunanya juga. Bisa ledek-ledekan dan serius juga.

Dari sisi usia lebih muda Erick?
Iya lebih muda, kadang susah juga punya bos yang lebih muda. Tapi dia oke, nggak apa apa nggak masalah juga.

Ada tambahan dari saya corona ini akan membuat semua maskapai sulit kita bisa lihat ke depan atau prediksi banyak orang akan ada berapa banyak maskapai yang bangkrut di dunia.

Seleksi alam?
Kadang itu sadis juga kalau bilang seleksi alam. Siapa sih alam itu ya. Tapi ini menunjukkan level of capability adopting the market dynamic. Tapi kan ini tidak ada yang bisa hentikan.

Yang kedua, buat Garuda is also time buat kita survival. Supaya kita tidak masuk dalam kelompok, kita akan lakukan segala upaya untuk bertahan hidup.

Sejauh ini optimis bisa survive?
Indikator bisnis selalu very challenging. Saya harus akui, tapi saya beruntung kerja di perusahaan ini dengan begitu banyak yang saya dari hari ke hari tidak pernah melihat ada pesimisme. Ada optimisme. Dengan segala macam, alasan sehingga membuat saya pribadi maupun manajemen makin menegaskan ini challenging tapi kita harus tetap semangat dan optimis.

Yang penting juga ini. Supaya bisa lewati proses ini survival mode itu adalah bagaimana kita mempersiapkan. Dan dibalik semuanya ini kita tidak akan marketing untuk jualan, saya ingin menegaskan ke anda ke publik dan ke internal kita bahwa paling penting Garuda memastikan Garuda ini maskapai yang aman. Dalam kondisi apapun, jadi memang ada yang membisiki, bener nih Garuda merekayasa maintenance nya. Saya bilang itu nggak boleh, haram hukumnya karena buat kami penting orang yang naik Garuda merasa aman. Safety first dan any different situation. Kita harus lakukan tindakan agar itu kita tingkatkan dan juga penumpang makin melihat bahwa ya memang safety itu penting.

Problemnya di pasar, banyak orang yang tidak anggap penting safety tersebut. Nggak apa-apa itu bagian kita dari edukasi. Kalau ada apa-apa di dalam pesawat, bukan anda yang jadi masalah kan keluarga anda jadi masalah. Kita ajak safety penting, kalau anda terbang dengan Garuda bahwa ini kita pastikan perusahaan aman dan siap. Dan kita pastikan ini perusahaan yang aman membanggakan. Soal financial ya challenging. Terima kasih.


Hide Ads