Bicara data center, misalnya kita kasih kata data center ke masyarakat awam di Indonesia. Mungkin nggak banyak yang tahu apa itu Data Center. Kalau misalnya Pak Toto bisa jelaskan sederhananya supaya bisa tahu seberapa besar potensi bisnis data center di Indonesia dan seberapa penting untuk kemajuan ekonomi di Indonesia?
Mungkin kalau definisi data center secara menyeluruh itu adalah tempat penyimpanan data dan lain-lain. Secara definisinya, ada rumahnya, ada server storage-nya di dalamnya dan itu harus dikelola berjalan dengan baik semuanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara bisnisnya bisa macam macam. Di dalam data center orang bisa melakukan bisnis cloud computing. Menggunakan server menyewa menyewakan, ada juga disebut kalau secara general di maket data center bisnis atau data center colocation bisnis. Itu yang memuat gedungnya lalu menyediakan infrastruktur, listriknya, air conditioning-nya, itu yang namanya data center colocation business.
Perusahaan DCI data center colocation. Jadi perusahaan-perusahaan yang akan menggunakan mempunyai server maupun storage yang besar dan harus dikelola dengan baik. Supaya bisa berjalan 24 hour seven days, nggak mati mati dan secara securitynya nggak gampang dicuri orang dan lain lain. Itu meletakkannya di data center colocation seperti kami.
Apakah itu besar atau kecil, seperti perbankan misalnya dapat membangun sendiri gedung ataupun sarana berikut reconditioning, UPS, genset dan mengelola, lebih make sense dia meletakkan ke profesional seperti DCI, itu data center colocation bisnis.
Sedangkan perusahaan amazon web services misalnya. Itu mereka cloud computing bisnis. Itu yang disebut cloud. Mereka yang menginvestasikan server, storage, dan lain-lain berikut tools-nya diletakkan di data center, apa aja membangun sendiri atau diletakkan seperti kami. Lalu mereka melayani market.
Potensi sangat besar. DCI sendiri untuk berkembang lebih besar lagi ketika ekonomi digital sangat berkembang jauh sekali, terutama di masa pandemi.
Jadi, data center ini merupakan salah satu infrastruktur utama untuk digital ekonomi. Di mana basic infrastruktur yang dibutuhkan digital ekonomi itu satu data center satu lagi jaringan yang artinya untuk mengakses data dan lain lain.
Jadi, data center pasti akan dibutuhkan cukup besar. Apakah ini di dalam negeri maupun di luar negeri. Kalau kita lihat, kita pernah melakukan memeriksa research dari beberapa company di tiap negara. Dua tahun yang lalu, Singapura data sizenya hampir 400 megawatt dan Indonesia waktu itu, baru 40, baru seper 10nya.
Lalu menghitung, berapa sih size data center per kapita di tiap negara. Make sense kan kita ngomong per kapita, setiap orang ke depannya sekarang ini akan menggunakan fasilitas data center. Dengan menyimpan foto video dari whatsapp-nya, menggunakan TikTok, Facebook, dan lain-lain. Handphone mengakses data center untuk mengambil data mengirimkan datanya. Keluarnya angka-angka itu.
Lalu kita pelajari, Singapura tertinggi di dunia 100 watt per capita. Mengukur data center itu dari watt listrik yang digunakan untuk menyalakan komputernya doang. Singapura tertinggi di dunia, kedua Islandia, Jepang itu 10 watt per kapita, Indonesia itu di bawah 1 watt perkapita.
Jadi kalau kita pelajari kenapa Indonesia lebih rendah, kenapa Singapura tinggi. Karena Singapura region hub, perusahaan besar Facebook, Google,dan lain lain mereka untuk melayani masyarakat Indonesia menggunakan data center di Singapura. Contohnya sekarang 60 juta orang lebih di Indonesia, datanya itu ada di Singapura bukan di Indonesia. Ini real sampai sekarang.
Ada hubungannya kedaulatannya?
Ini langkah ke depan yang kita bisa lihat manfaatnya kemana, impact-nya apa. Kalau untuk sementara, untuk pengguna di Indonesia kalau mengakses Facebook-nya, dari hp dia menyambung ke internet, internet itu lari ke Singapura dulu. Akses datanya di Singapura balik lagi (ke Indonesia) gitu.
Walaupun perusahaan data center itu sangat penting untuk menjaga keamanan dan privasi seseorang?
Ini yang menjadi isu ke depan bahwa gimana sih negara kita bisa menjaga privasi keamanan data konsumen di indonesia, penduduk indonesia. Belum lagi kita bilang bisa dimanfaatkan untuk apa saja itu data? Yang 60 juta orang lalu posting dipelajari lifestyle dan prefference political dan lain-lainnya seperti apa.
Nah bagaimana pemerintah kita memanfaatkan itu untuk mengelola negara ini dengan baik. Kalau datanya itu kita nggak punya hak untuk akses itu.
Baca juga: Transaksi e-Commerce Melesat, Apa PR-nya? |
Jadi, masih sangat kurang data center di Indonesia?
Kita lihat yang normal apa, on the conservative way. Kenapa saya konservatif, karena Jepang penduduknya tua. Sedangkan Indonesia ini muda, harusnya penggunaan data center dan intensitas penggunaan internet di Indonesia lebih tinggi per orang.
Tapi kita ambil Jepang aja 10 watt per kapita, dan kita 270 juta orang harusnya data center sizenya sekitar 2.700 megawatt. Kalau data itu semua di Indonesia semua, hanya untuk penggunaan sendiri. Belum untuk melayani negara dan tempat lain. Itu kalau kita sebagai perbandingannya.
Di mana kita sekarang, mungkin akhir tahun lalu 80-90 megawatt, jadi ini masih besar sekali gap-nya.
DCI sendiri kapasitasnya berapa?
Kita DCI 37 megawatt plus di Karawang 15, jadi 52. Indonet sekitar 6 megawatt. Total masih 50% dari total market. Ke depan ini akhir tahun ini sudah melampaui 150 megawatt, yang on contract di seberang ini sekitar 40an ya. Bisa 150 sampai 200 megawatt.
Itu semua terproyeksi, apa yang dilihat sama DCI?
Kita melihatnya, berapa banyak data center mulai membesar karena apa? Kita lihat 2 tahun terakhir, the big cloud provider misalnya seperti Google, Amazon, Microsoft, Alibaba, itu mulai masuk meletakkan di Indonesia. Untuk melayani market Indonesia untuk cloud computing services mereka. Itu salah satu driver hipper scaller nasabah besar-besar. Ini belum kita konter provider Facebook, TikTok dan lain lain untuk meletakkan servernya di Indonesia. Itu belum. Jadi masih banyak depannya.
Apalagi kalau sekarang anti misalnya 5G sudah employee. Urusan network tidak menjadi isu lagi. Ini akan mempercepat perusahaan konten untuk masuk di Indonesia. Jadi potensi size data center di Indonesia menjadi besar is real.
Apalagi semua sudah terhubung digital, termasuk ke pedagang pasar pun?
Betul, lalu kita lihat unicorn unicorn di Indonesia itu mereka pasti menggunakan cloud computing cukup intensif. Jadi artinya, cloud computing harus menggunakan data center juga.