Rahasia Bisnis Restoran 'Siluman' dan Formula Jitu Bisnis Kuliner

Wawancara Khusus CCO Yummy Corp Marbio Suntanu

Rahasia Bisnis Restoran 'Siluman' dan Formula Jitu Bisnis Kuliner

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 12 Jul 2022 08:00 WIB
CCO Yummy Corp Marbio Suntanu dan Marius Suntanu
Foto: Sylke Febrina Laucereno

Tips untuk anak muda yang mau memulai usaha, apa saja yang harus dilakukan?

Pertama-tama menurut kita fokus ya, jangan jadiin bisnis utama kita jadi sampingan. "Oh ini sambilan lah, kita buka ini aja," gitu. Karena kalau sambilan ya fokus uang yang datang ya uang sambilan gitu bukan uang utama, kita sih selalu lihatnya begitu.

Terus yang kedua mungkin harus berani susah sih awal-awal. Saya juga di Yummy ada momen dimana saya bangunnya jam 3 buat ke dapur, terus tidurnya jam 5 karena besok kita mau launching, ada yang berangkat dari jam 5 terus kita sampai event kita selesai jam 2 pagi. Jadi gitu ya sebenarnya harus gulung lengan baju, siap kotor, siap capek, menurut saya itu penting banget sih. Karena memang tidak ada yang gampang dan kita harus cari partner atau tim yang baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana cara mencari partner yang baik itu?

Pertama-tama kalau kita cari partner kita kenali diri sendiri. Kita jagonya apa, sukanya apa yang kalau kita kerjain 100 hari, 1000 hari nggak ngerasa keberatan. Kita cari partner yang sebenarnya menutup kekurangannya kita gitu ya. Misalkan kita jagonya analisa gitu. Kita cari partner yang jagonya jualan gitu.

Nah kolaborasi dari sisi partnership untuk mencari yang tepat penting sih karena kita percaya nggak ada yang bisa bekerja sendiri sebenarnya begitu dan pastinya Yummy hari ini nggak bisa di sini kalau bukan karena kontribusi semua individual dari yang kecil ke besar sampai hari ini gitu.

ADVERTISEMENT

Kalau untuk mencari modal atau ingin cari investor harus bagaimana?

Pertama-tama kita harus ngerti dulu investor itu maunya apa. Apakah yang mereka cari growth atau perkembangan secara cepat, apakah yang mereka cari profitability bagaimana cara mencari untung di PnL-nya atau profit and lost-nya merek, ada yang cari balance between growth-nya minimum segini tapi kalian harus punya bottom line segini, ada yang mencari return of investment dengan cepat gitu contohnya.

Jadi kita harus ngerti dulu investor kita itu carinya apa? Definitely kita lihat sebenarnya yang kedua pahami industrinya karena kita harus bisa cari kesempatan tapi kesempatan itu juga bukan satu-satunya solusi gitu ya. Solusi dari permasalahan di industri itu juga penting.

Nah yang terakhir adalah kita harus set target misalkan targetnya 100 kita harus set targetnya 120 sebenarnya gitu supaya ketika kita tidak mencapai targetnya kita kita sebisa mungkin ke 100 itu jadi pedoman hidup sih dari dulu jadi kita harus set target di atas yang kita targetkan gitu.

Bagaimana step menghubungi calon-calon investor?

Kami mulai dari teman awalnya. Mulai dari bos kita di kerjaan sebelumnya, mulai dari orang yang kita kenal yang sebenarnya sadar punya impact di industri itu sendiri gitu.

Termasuk contoh kenapa Yummy bareng sama Ismaya karena mereka salah satu perusahaan F&B terbesar yang paling ngerti nih, mereka udah 15 tahun. Waktu ngobrol merek udah 13 tahun di industri. Berapa banyak perusahaan yang udah 13 tahun ya kasarnya kalau ngomong seluk beluk jalan tikus pun mereka udah mengerti gitu sebenarnya. Kita harus cari partner yang tepat yang kalau kita nabrak tembok bisa nanya solusinya bagaimana sih atau pengalaman mereka sebelumnya bagaimana sih.

Tentunya nggak semua bisa diikuti karena zaman kan berubah. 10 tahun yang lalu sama sekarang sudah beda jauh kan, nanti 10 tahun ke depan orang nganggep kita tempat bertanya tapi belum tentu jawaban yang kita kasih itu sebenarnya solusi gitu ya dibandingkan hari ini mungkin dari sisi pengertian teknologi jauh kita lebih maju dari semuanya tapi kalau yang nggak bisa kita pungkiri dari pengertian pasar, dari pengertian industrinya itu sendiri, dari pengertian produksi, itu pengalaman yang klasik ya atau baku di industri F&B itu sendiri.

Waktu dapat suntikan dari Softbank bagaimana?

Begini, jadi kalau kita ngomongin industri startup kita harus ngerti dulu tahap-tahap pendanaan gitu ya. Yang pertama itu seed ya atau benih.

Benih itu mulainya bener-bener dari teman-teman kita, angel investor, kami punya Ismaya dulu. Karena dulu modalnya kecil, kita perlu sebenarnya membangun perusahaan biasa yang modalnya tidak tinggi.

Setelah itu, setelah perusahaan berkembang kita ngobrol nih sama investor, ikut banyak banget acara perkumpulan startup atau investor yang selalu mencari. Karena kalau orang bilang nyarinya susah jangan lupa investor itu punya tugas. Pekerjaan mereka itu adalah mencari the next big thing. Mencari perusahaan yang ke depannya harus di investasikan dengan baik.

Jadi kita punya tugas tapi juga investor itu punya PR. Nah PR-nya itu ya kita juga harus sering ngobrol, harus sering ikut perkumpulan, harus ketemu sama teman-teman start up yang lain yang udah biasa gitu ya. Kembali lagi ke ujung-ujungnya network juga penting tapi kerajinan lebih nomor satu sih gitu ya.

Setelah benih, yang kedua itu namanya seri A. Seri A itu tujuannya sebenarnya kita menggalang dana untuk membuktikan teori kita nih gitu ya. 'Saya perlu uang sekian, saya punya strateginya begini, ada yang mau ikut atau nggak, atau kalian berani bersama dengan kita dalam membantu atau men-support kita untuk maju ke stage selanjutnya atau nggak gitu' Nah itu seri A sebenarnya.

Kemudian seri B adalah pada saat teorinya itu sudah terbukti sudah berjalan. Nah seri B kita meminta dana lebih untuk lebih mengembangkan usaha berdasarkan teori-teori sebelumnya itu sih sebenarnya. Jadi kalau kita ngobrol startup yang udah di Seri B bahkan Seri C sebenarnya mereka udah ngerti dan udah dapat titik terang bagaimana cara mengembangkan usaha mereka itu sendiri gitu.

Jadi di tahap Seri C itu sudah bisa jalan sendiri?

Benar sudah bisa berjalan. Banyak orang kan nanya burn atau bakar uang karena semua orang bahas bakar uang. Ke depannya juga kita sadar investor ini terutama dengan ekonomi seluruh dunia udah mulai inflasi, orang udah rumor-rumor negara banyak yang masuk ke resesi, dimulai juga dengan perang gitu ya contoh. Investor-investor juga akan mengarah ke profitability lebih dari pada perkembangan pesat, ke depannya kita lihat begitu.

Jadi investor mulai menagih keuntungan?

Benar. Nah jadi kepada teman-teman atau kepada startup-startup lain kita sih ngobrolnya udah di level pada saat kita udah set up buat suatu bisnis kita harus udah tau bagaimana cara cari untungnya.

Nah pada saat kita sedang mengembangkan usaha kita sebenarnya bisa berfikir kita mau atau nggak mau kita invest ke marketing untuk bantu berusahanya berkembang. Tapi pada saat biaya marketing atau budget marketing kita kurangin kita tetap harus mengerti bagaimana cara cari untung di usaha itu sendiri gitu.

Sekarang lagi ramai startup PHK, bagaimana tanggapan Anda?

Yang tadi sudah dijelasin kita nggak bisa pungkiri bahwa industri investasi ini lagi sensitif. Perang mulai, terus COVID-19 sudah 2 tahun, nggak kerasa juga.

Nah itu kan memperlambat ekonomi gitu ya terus sekarang pemerintah otomatis dari tahun ke tahun menurunkan sebenarnya suku bunga supaya perputaran uang di ekonomi ini supaya cepat.

Sebenarnya tujuan mereka itu seperti ini bahkan negara besar seperti Amerika saja di tahun lalu untuk meminjam uang itu 0 interest rate dengan itu sebenarnya itu men-trigger inflasi atau resesi gitu. Kalau kita lihat sebenarnya harga-harga udah semakin tinggi. Mereka investor ke depannya percaya lebih baik mengambil posisi bertahan.

Nah ke depannya juga kita melihat startup seperti yang sudah dijelaskan lebih mementingkan profitability dari pada growth atau balancing ya sebenarnya atau cara cari uang atau profit tapi tetap berkembang dengan cara sehat begitu. Mungkin tadinya setiap bulan 20-30% tapi sekarang 10% sudah mendapat untung sudah baik gitu.

Terus dari kita untuk meminamilisir PHK tujuan kita sebenarnya lebih banyak bekerjasama dengan banyak perusahaan sama brand partner yang tepat itu tujuan yang utama sih. Kalau kita punya partner-partner dari lokasi yang baik dan partner-partner dari produk yang baik kan penjualan tetap meningkat gitu apalagi kita bukan di industri yang mahal kasar. Atau bukan di industri yang premium dimana pada saat orang kena resesi yang pertama disimpan itu kita nggak beli barang yang mahal.

Nah kita ada di industri harian kalau punya partner yang tepat sebenarnya peluang untuk berkembang ini masih sangat besar. Kita aja baru ada di 4 kota sedangkan Sabang sampai Merauke kotanya kan ratusan gitu ya. Jadi untuk bisa mengembangkan sayap sebenarnya kita melihat potensi berkembang itu lebih besar daripada kondisi kita hari ini gitu.

Lalu salah satu pendiri yang masuk Forbes Under 30 bagaimana?

Itu adik saya. Karena kita sebenarnya mulainya bersama ya. Kami adik kakak, sebenarnya susah ya kan ada yang namanya sibling rivalry atau kayak kita satu sama yang lain harus sama-sama mendorong untuk maju bersama, tapi ya di sana nggak bisa pakai ego gitu ya.

Nah gimana ceritanya kita bersama sebenarnya sih karena masing-masing kita punya pribadi yang berbeda.

Co-founder of Yummy Corp Marius Suntanu

Kakak saya udah lama di industri sebenarnya di finance dan industri investasi, terus saya lama di bidang sebenarnya entrepreneur jadi memulai beberapa bukan hanya F&B tapi yang lain, Marius ini kita lihat dia punya passion untuk makanan untuk menu gitu untuk experience itu sangat baik.

Nah jadi dari sana kita berfikir baiknya sih kita bekerja dengan melengkapi satu sama lain gitu sih. Tapi ini kan bukan perusahaan keluarga, kita juga punya beberapa partner, Daisy, Juan, Amey yang pemikirannya itu berbeda beda.

Daisy itu dari industri katering, perusahaan sebelumnya dia udah 7.000 porsi sehari, jadi dia sudah cukup besar. Juan itu dia udah lama di startup tapi dia sempat menjadi country manajer dari Food Panda.

Terus Amey dia itu dulu CFO Harvest cake dan masing-masing ini compliment each other gitu sih jadi melengkapi satu sama lain. Sebenarnya kita juga masuk dari salah satu lagi maju banget, maksudnya usaha kita lagi maju banget dan pas banget Under 30 itu saya jadi kita masuk di under 30 itu. Mungkin karena pada saat itu tujuannya adalah menjadi economy sharing platform dimana kita bantu UMKM yang sizenya medium menjadi besar di sana sih. Kita lihat itu kesempatan yang baik dan Forbes merasa itu adalah suatu yang baik untuk Indonesia.


(kil/eds)

Hide Ads