Blak-blakan Bos Holding BUMN Perkebunan Geber Transformasi

Eksklusif Dirut PTPN III Mohammad Abdul Ghani

Blak-blakan Bos Holding BUMN Perkebunan Geber Transformasi

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 10 Jul 2023 17:36 WIB
Mohammad Abdul Ghani - Direktur Utama PTPN III Persero
Foto: 20detik

Saya ke Mas Dimitri. Bagaimana BCG melihat ini dan bagaimana menjadi counter part dari PTPN sehingga akhirnya bisa mewujud transformasi yang diidamkan bisa terlaksana?

Partner & JAK Recruiting Director at Boston Consulting Group (BCG), Adrian Dimitri: Seperti yang pak Dirut sampaikan tadi. Jadi kami mulai membantu mendampingi pak Dirut itu di akhir 2020. Pada saat itu pak Dirut dan manajemen yang baru, baru selesai mendapatkan restrukturisasi utang. Kemudian, nextnya dari situ kan 'Oke kita kasih relaksasi tetapi nextnya apa?' Jadi mulai dari mulai Oktober pada saat itu, cukup lama kita berinteraksi dengan pak Dirut untuk merumuskan tiga hal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi yang pertama itu kita harus punya compilling story why ini, kenapa kita harus bertransformasi? Dan itu kita artikulasi cukup lama karena kita mencari angle yang cukup solid, sehingga ini bisa menggerakkan semua organisasi. Jadi dari Dirut ini antara hidup dan mati kita jadi ada change.

Tetapi yang paling menarik adalah sebenarnya selain kita menyampaikan bahwa kondisi kita kritis waktu itu pak Dirut benar-benar bisa mengartikulasi bahwa kita bisa lebih kita punya potensi yang besar. Jadi selain kekhawatiran tetapi juga ada hope.

ADVERTISEMENT

Baru kita bergerak ke nomor dua, bagaimana dan apa dan ini yang kita buat bersama dengan manajemen, benar-benar bisa mendefinisikan berdasarkan data. Kita bolak-balik, dari data segala macam untuk benar-benar data-data yang real, ini sebenarnya kita produktivitasnya berapa? Terus kita hitung bersama kira-kira maksimum potensialnya untuk PTPN ini berapa?

Dan itu benar dan seperti apa yang dikatakan pak Dirut potensinya besar?

Adrian Dimitri: Potensinya sangat besar sekali dan itu kita create roadmap 3 tahun programnya jelas dan ini kita artikulasi bersama manajemen. Itu takes time waktu itu pak dirut bilang, nggak apa-apa kita takes time, tetapi benar-benar clear, solid. Dan itulah saat Desember 2020-Januari 2021 clear roadmap-nya dan itu kita sampaikan ke pemegang saham, pemegang saham setuju. Ini menjadi itu komitmen 3 tahun dari 2021 sampai 2024. Itu jadi komitmen, roadmap, baru kita bicara mengenai eksekusi.

Eksekusi, kita sosialisasi ke teman-teman PTPN segala macam program apa dan siapa yang terlibat, apa dan melakukan apa, kita mulai journey kita benar-benar kick off itu Juni tahun 2021 dengan pemegang saham pada saat itu.

Jadi waktu itu benar-benar dalam keadaan tidak baik-baik saja ya?

Abdul Ghani: Jadi gini, waktu itu ya kadang kita kalau ada kesulitan pasti ada kemudahan. Dari situlah sampai satu kesimpulan kami sepakat, saya ingat betul, pak menteri mengarahkan di depan coba PTPN susun lagi peta. Akhirnya sampailah bahwa kita PTPN akan fokus ke pangan dan energi. Jadi kalau dulu kan banyak komoditinya banyak dan itu akhirnya roadmap kita PTPN menjadi backcbone kemandirian pangan nasional, sehingga waktu itu komoditi yang banyak itu akhirnya tinggal 5 dari 5 itu 2 dibesarkan kelapa sawit dan gula, tebu.

Setelah kita analisis perspektif bisnis maupun preventif national interest, karet itu nggak ada karet juga bisa karet sintetis. Tetapi kalau gula, kebutuhan nasional itu komponen inflasinya besar. Jadi di situ saya ingat betul

Yang memutuskan gula dan sawit itu?

Hasil diskusi analisis, tentu analisis dari BCG.

Atau dari visinya pak dirut, pak dirut kan juga bukan kaleng-kaleng di PTPN atau memang sejak awal sebenarnya potensinya cuma dua?

Feeling saya waktu itu tentang karet waktu itu ya, kalau tebu belakangan. Kalau saya berpikir gini gampang saja, Malaysia itu sudah 50 tahun yang lalu mengkonversi karetnya ke sawit, cuma kita terlambat. PTPN waktu itu masih 150.000 hektar kelapa sawit

Jadi dari situ jadi kita fokusnya pangan dan energi. Dan satu hal jangan lupa patut berterima kasih kepada karyawan yang relatif nggak ada (perlawanan)nggak ada kalau di perusahaan lain kita tahu BUMN lain, ada tapi tidak berisik.

Apa lagi Indonesia di warnai dengan sejarah demonstrasi di perkebunan. Ini nggak ada ya?

Kita patut bersyukur karena mereka mengerti. Ada dua kemungkinan pertama karena komunitas yang baik atau melihat saya lebih tua jadi malu kalau melawan orang tua jadi bisa kualat. Atau sudah capek mereka istilahnya sudah lama menderita, capek sehingga sudahlah.

Jadi biar tidak salah saya berterima kasih kepada mereka dan mereka sudah menikmati. Tahun lalu mendapatkan bonus yang tidak pernah sebesar tahun-tahun sebelumnya, mereka kan rasional juga.

Kalau kita runut lagi dari 2021 sampai sini, kira-kira dari BCG apa sih milestone-milestone yang patut dicatat dari perjalanan transformasi PTPN?

Adrian Dimitri: Yang pertama tadi mengenai produktivitas itu benar-benar naik signifikan.

Kalau dari BCG melihat, ini kan gini produktivitas orangnya yang sama, makannya sama, tinggalnya sama. Nggak pak Dirut datang, semua dapat mobil, dapat rumah baru, kan nggak. Bagaimana kemudian apa yang dilakukan dalam proses memotivasi ulang SDM, sehingga produktivitas naik?

Adrian Dimitri: Karena kita waktu itu, kita melihat potensinya sangat besar. Jadi kita lihat aset-aset di PTPN itu baik di tanaman segala macam kita lihat di lapangan potensinya sangat besar. Karena dan kondisi tanah pun kita in prime location.

Abdul Ghani: Menyusun produk, ada perbaikan tata kelola, kultur teknis, itu yang khas. Jadi sesuatu yang baik di suatu tempat bisa diimplementasikan di tempat lain dengan teknologi ini.

Waktu itu nggak ada yang seragam PTPN?

Abdul Ghani: Belum, masih menggunakan sistem sendiri.

Adrian Dimitri: Dan yang baik adalah karena kita sudah melihat potensinya, kita petakan. Kita tahu ada beberapa PTPN, ini yang menariknya di PTPN itu, ada beberapa PTPN yang sudah jauh lebih baik daripada industrinya misalnya PTPN III.

Abdul Ghani: PTPN III itu 6 ton CPO di seluruh indonesia. Kalau perusahaan terbaik di dunia itu paling 4,5 ton.

Ini baru baru ini atau sebelumnya sudah?

Abdul Ghani: Setelah perbaikan

Adrian Dimitri: Tetapi ada beberapa yang ibaratnya jadi contoh di dalam perusahaan itu sudah ada. Itu membantu kita, itu yang kita coba implementasikan, 'yu kita coba lihat kepada teman-teman yang baik itu seperti apa,' yang kita buat sistem pastikan bahwasanya teman-teman itu disiplin. Sebenarnya teman-teman PTPN itu dari sisi kemampuan teknis itu hebat-hebat, nggak kalah, karena udah ratusan tahun, cuma tinggal konsistensi, disiplin.

Itu yang kita coba buat secara sistem, make sure mereka follow the SOP, apa yang mereka lakukan itu kelihatan dampaknya dan kita beritahukan ini hasilnya dan itu memberikan semangat gitu ya.

Abdul Ghani: Dan ketika beliau berbicara sistem bagaimana meningkatkan efisiensi, itu tidak selalu mengurangi hak orang. Saya ambil contoh ilustrasi, masalah pengangkutan tandan buah segar dulu kontrak itu hanya 6 bulan itu kan kita kolaborasi dengan mitra-mitra lokal.

Karena kontraknya 6 bulan, mitra kita itu nggak bisa beli mobil kalau dia ambil mobil yang baru leasing itu kalau diperpanjang. Jadi itu kita rubah, menjadi 3 tahun dia bisa ngambil ke leasing, harganya kita turunkan.

Tetapi kita turunkan, ada yang tidak mau juga, kita diskusi kenapa gini-gini, akhirnya mereka mau. Jadi itu menurunkan tidak dalam arti menurunkan hak mereka jadi seperti itu yang kita lakukan istilahnya tidak mengurangi haknya tetapi kita bangun sistem yang lainnya seperti itu.

Karena efisiensi nggak harus selalu pengurangan? Menempatkan sesuatu di tempat yang tepat sebenarnya kan?

Abdul Ghani: Betul. Pemupukan kita tingkatkan. Jadi artinya gini, sebenarnya kan pertanyaannya gampang, apa yang ditulis di SOP jalankan, selesai. Pertanyaannya itu, jujur tanaman itu kalau ada pupuk pasti ada hasilnya, kalau nggak dipupuk? Jadi ilmu pertanian itu kalau mungkin 100 tahun yang lalu tidak banyak yang berubah. tapi konsistensi yang penting.

Jadi BCG merumuskan, beliau itu bilang ke kami ada beberapa alternatif, ini implikasinya, putusin. Saya gampang, saya tinggal panggil direktur PTPN, ini mau ini, siapa yang mau, siapa yang keberatan, biasanya nggak ada yang berani.

Kebetulan mereka, agak segan kepada kita karena Pak Menteri menyerahkan kalau nggak cocok akan diganti, saya teken. Jadi saya tidak terintervensi saat memilih orang, itu salah satu kepada loyalitas itu bagus.

Jadi itu salah satu hal yang membantu dalam transformasi ini dijalankan?

Abdul Ghani: Kalau dulu punya saluran sendiri, sekarang nggak

Kalau dulu punya cantolannya sendiri ya?

Abdul Ghani: Sekarang nggak, Pak Erick luar biasa dalam menangani.


Hide Ads