Jalan Panjang Tony Wenas: dari Musisi hingga Bos Tambang Besar Dunia

Jalan Panjang Tony Wenas: dari Musisi hingga Bos Tambang Besar Dunia

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 12 Jun 2024 11:18 WIB
Presdir Freeport Indonesia, Tony Wenas
Foto: 20detik

Apa bedanya Freeport yang dulu dan sekarang, Pak?

Kalau mau dibilang bedanya adalah dulu ya pemerintah cuma punya 9,36%. Sekarang pemerintah punya 51,2%. Dan perbedaan itu adalah adanya satu partnership antara perusahaan asing dengan pemerintah melalui BUMN. Ini kan jarang sekali terjadi. Kalau di perusahaan tambang ini partnership ini telah menghasilkan satu hal yang sangat positif.

Sinerginya sangat bagus antara Freeport dengan pemerintah dalam hal ini melalui MIND ID dan juga hasil yang dicapainya juga sangat baik buat dua belah pihak. Dan juga tentunya hasil ini adalah membawa manfaat lebih bagi masyarakat, bagi pemerintah daerah. Kontribusinya jauh lebih banyak dan juga hasilnya jauh lebih bagus karena ada sinergi yang tepat antara kedua belah pihak, baik perusahaan Amerika maupun dengan pemerintah Indonesia. Itulah yang paling mendasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan tentu saja dengan hasil yang baik itu Freeport, saya lebih bisa untuk menyampaikan kepada publik semuanya apa yang terjadi. Nggak ada yang kita sembunyikan. Dari dulu juga nggak ada yang disembunyikan. Cuma dulu malu-malu kucing. Mau bilang hal yang baik nanti dihajar juga. Apalagi bila hal yang kurang baik tambah dihajar lagi. Jadi mendingan diam aja. Tapi sekarang ini semuanya. Saya bilang pokoknya apapun mau ditanya soal Freeport, saya pasti akan jawab semuanya.

Tapi dengan beralihnya kepemilikan saham Freeport dengan saat ini lebih besar pemerintah berangsur sentimennya lebih banyak positif?

Memang terlihat seperti itu. Karena memang hasilnya juga positif. Jadi ibaratnya kalau kita bicara hulu sampai hilir kan hulunya bagus dulu. Sebelum hilirnya bisa dibuat bagus, kan hulunya harus bagus dulu. Yaitu lakukanlah penambangan yang baik dan benar, pengelolaan lingkungan yang benar, itu sudah dilakukan. Cuman kan belum terkomunikasikan. Tapi nggak mungkin kita cuma mau packaging komunikasinya dengan baik, kalau hulunya juga nggak baik.

ADVERTISEMENT

Apa tantangan paling besar me-manage perusahaan tambang terbesar di Indonesia ini? Mungkin ada yang mau dicurhatkan?

Jadi, gini, tantangan yang paling besar adalah kompleksitas daripada perusahaan itu sendiri. Kompleksitas dari operasionalnya, stakeholders-nya begitu beragam. Jadi tadi saya sampaikan, ada aspek rumah sakit, oh berarti Kementerian Kesehatan juga harus terlibat. Oh ada bandara, oh berarti Kementerian Perhubungan juga.

Jadi stakeholders-nya luar biasa besar. Belum dengan ada situasi keamanan yang menjadi tantangan, ya tentu kita harus juga dengan Polri dan TNI. Kemudian ada dengan pengelolaan masyarakat adatnya juga, oh kita juga harus bicara dengan kepada suku dan lain sebagainya. Jadi kompleksitasnya ini ada tantangan. Tapi di satu sisi juga ada kompleksitas itu yang membuat ini menarik.

Pak Tony itu pernah bilang, saya penginnya pensiun usia 55?

52 sebelumnya.

Tapi sampai sekarang usia 62 juga belum. Ten years past, Pak Tony masih ada di Freeport, ngurusin perusahaan. Bagaimana Pak? Masih berniat untuk pensiun atau ada niat lain? Seperti apa selanjutnya?

Jadi saya kan, keberadaan saya itu harus memberikan manfaat bagi orang lain. Kita sendiri, kita nggak ada gunanya pasti. Jadi saya pada saat usia 52, kebetulan saya sudah selesai di perusahaan Intrepid yang Australia. Selesai, terus kemudian ya sudah, saya bilang, tercapai cita-cita saya. Saya umur 52 tahun, sudah mau pensiun.

Eh, ternyata ada lagi tawaran kembali lagi dari RAPP. Untuk kembali ke RAPP. Jadi saat itu, ya kenapa? Kalau memang ada, kenapa saya nggak bisa? Kemudian berbakti lagi buat orang lain. Basically, berbakti buat orang lain.

Target saya 55 tahun. 55 tahun tercapai, saya sudah mau pensiun dari RAPP, kemudian Freeport memanggil saya untuk bergabung lagi dengan Freeport. Berarti ada amanah lagi nih kan, yang saya yakin selalu bahwa itu bukan dari manusia ko. Amanah itu kan datangnya dari atas ya, dari Tuhan. Kemudian yang menugaskan lah. Sehingga ya sudah, saya lakukan. Kalau ini bisa memberikan manfaat orang lain.

Dan ternyata betul kan, negosiasi dengan pemerintah bisa tercapai tuntas, divestasinya jalan, smelternya dibangun, dan smelternya dalam beberapa waktu ke depan seminggu dua minggu ke depan ini sudah bisa mulai beroperasi. Kan berarti kita bisa berbuat sesuatu buat bangsa ini lah ya. Dan itu buat saya adalah satu panggilan. Panggilan dan pengutusan lah.

Sekarang di pemerintahan sudah dikabarkan bahwa PP sudah selesai direvisi, kemudian akan jadi 61%. Keuntungan apa yang akan dijanjikan oleh Freeport untuk Indonesia ketika saham itu kembali bertambah?

Jadi gini, melihatnya bukan dari segi jumlah sahamnya bertambah atau tidak, melihatnya adalah kalau Freeport beroperasi sampai dengan 2041 yang sekarang IUPK-nya seperti itu, itu kita memang bisnis plan kita sampai 2041 berarti di tahun 2041 kami berhenti.

Kami berhenti, penerimaan negara juga berhenti. Sekarang kan kira-kira US$ 3 sampai 4 miliar per tahun negara mendapatkan baik pajak, dividen, royalti, dan lain sebagainya. Employment yang 32 ribu orang itu juga berhenti. Program community development yang jumlahnya Rp 1,5 triliun itu juga berhenti. Semuanya berhenti. Ada yang bisa meneruskan itu? Nggak ada.

Itu nggak bisa diteruskan seperti di migas, langsung diteruskan aja, nggak bisa. Nggak bisa seperti kan cadangannya habis di situ. Hampir habis lah, tinggal sedikit lagi.

Kan nggak bisa siapa yang meneruskan, kan mesti mulai peralatan kita bawa loh semuanya. Kan nggak bisa. Kalau migas kan itu cost recovery ya. Asetnya semuanya milik pemerintah, ini kan nggak asetnya milik perusahaan.

Jadi nggak ada yang diuntungkan kalau itu berhenti di 2041. Kalau kita dikasih waktu lebih dari 2041 saya akan punya justifikasi untuk investasi, eksplorasi detail untuk menemukan cadangan baru yang kami yakini ada dan besar. Berdasarkan data-data historical yang kami punya. Jadi alangkah baiknya kalau memang kita diperpanjang. Supaya penerimaan negara yang jumlahnya US$ 3-4 miliar itu juga lanjut. Employment yang jumlahnya 32 ribu orang juga itu berlanjut. Program community development untuk daerah juga berlanjut. Semuanya untung.

Itu basic premise-nya itu adalah itu. Ya kemudian pemerintah mengatakan, oke kalau gitu tambahlah 10% di 2041. Oh iya, bisa dilakukan. Dan sudah masuk dalam framework agreement-nya. Hal-hal yang sudah disepakati sama-sama.

Jadinya IUPK berlanjut sampai kapan? Bertambahnya tadi?

Kalau menurut PP yang ada itu bisa karena hulu dan hilirnya sudah ada, smelter sudah jadi, itu bisa sampai cadangannya habis.

Oh sampai cadangannya habis?

Boleh sampai cadangannya habis.

Kalau itu kan juga berhubungan dengan pembangunan smelter di Gresik pak ya. Untuk smelter di Gresik sendiri sampai saat ini bagaimana progresnya?

Progresnya saat ini sudah bisa dikatakan sudah substantial completion. Penyelesaian secara substansi sudah selesai. Dan sudah bisa beroperasi.

Beroperasinya kapan rencananya?

Seminggu dua minggu lagi.

Itu berarti beroperasi sudah bisa produksi?

Belum. Beroperasi tapi belum produksi. Karena itu memerlukan waktu. Jadi smelter furnish-nya ini , ni semua saya sudah cek ke sana. Minggu lalu saya cek ke sana satu per satu. Mulai dari pelabuhan, conveyor belt-nya, tempat penampungan konsentratnya, furnish-nya, anode casting-nya, semua saya cek. Jadi ini semua sudah bisa berfungsinya lah tapi dia perlu dipanaskan dulu selama kira-kira 6 minggu lah. Setelah 6 minggu baru kemudian bisa dimasukkan konsentrat.

Baru mulai produksi itu di situ?

Tapi produksinya baru kira-kira 3 minggu setelahnya. Karena konsentrat ini setelah dia dimasukkan di furnish kemudian dia harus dibawa menjadi, dia akan menjadi anoda tembaga. Anoda tembaga itu harus dimasukkan ke dalam electro refinery dan itu 3 minggu dia direndam di situ. Supaya terpisah antara katoda murni dengan lumpur anodanya. Jadi perlu waktu dan mungkin kira-kira akhir Agustus baru akan mulai memproduksi katoda tembaga.

Dan itu akan ramp up sampai dengan akhir Desember 2024 ini. Dimana di saat yang bersamaan juga precious metal refinery atau fasilitas pemurnian emas dan perak itu juga akan selesai pada Desember 2024.

Berarti Desember 2024 juga kapasitas produksinya sudah penuh?

Sudah penuh.

Tapi output untuk memasarkannya itu setelahnya berarti ya?

Kalau dari bulan Agustus, bulan September kira-kira sudah produksi 50% katoda tembaga. Nah itu udah mulai dipasarkan.

Outputnya apa aja sih?

Katoda tembaga, lempengan 1 meter x 1 meter kira-kira itu katoda 99,99 99,99%. Kemudian emas batangan 99,99% juga. Perak batangan 99,99% juga. Dan beberapa mineral ikutan lainnya.

Itu semuanya ekspor?

Kalau ada pasar dalam negeri tentu kita jual dalam negeri. Tapi kalau pasarnya nggak ada ya kita terpaksa kita ekspor.

Untuk saat ini dalam pipeline yang ada?

Ada beberapa perusahaan sudah menyatakan minatnya mau beli katoda tembaga.

Apa lagi Pak mimpi di Freeport yang belum tercapai?

Jadi kita business plan kita kan adalah menambang dengan cara yang aman dan berkelanjutan sampai dengan 2041. Dan kami sudah diberikan IUPK oleh pemerintah boleh menambang sampai 2041. Divestasi 51% sudah dilakukan.

Smelter yang merupakan kewajiban juga sudah bisa saya katakan selesai dibangun. Jadi sebenarnya dari segi business plan ya itu. Dan kita akan terus menambang secara aman dan berkelanjutan, memaksimalkan sumber daya yang ada sampai memberikan kontribusi maksimal bagi bangsa negara. Pada dasarnya itu aja. Karena kita bukan seperti manufacturer. Oh saya mau bikin mobil baru lagi nanti depan. Oh saya mau bikin produk baru lagi. Nggak ada, kita intinya cuman menambang seperti itu sampai dengan 2041. Cuma memang caranya dibuat lebih efisien, seefisien mungkin sehingga memaksimalkan benefit.

Jadi nggak ada mimpi yang muluk-muluk lagi?

Nggak ada karena memang ya kalau bisa kita diperpanjang kita mulai investasi nih. Investasi dengan eksplorasi, nah itu untuk long term. Maksudnya itu untuk setelah 2041.


(acd/kil)

Hide Ads