Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna mengaku masih mengidentifikasi secara detail, apa sebenarnya penyebab kecelakaan konstruksi untuk tol Desari. Namun dia bilang, penyebab kecelakaan kerja pada tiap jalan tol berbeda-beda.
"Kalau yang kemarin-kemarin, kan pada saat erection (pemasangan girder). Artinya kalau ditanya seharusnya, seharusnya ini tidak terjadi. Kalau yang Desari kan dia sudah terpasang. Kemudian oleng, lalu menyebabkan menyenggol yang lainnya sehingga jatuh karena pengikatnya belum terpasang. Tapi ini lagi dilihat di lapangan oleh tim," katanya saat dihubungi di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Dia bilang, kejadian kecelakaan seperti ini seharusnya tidak terjadi jika semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herry juga membantah bahwa kecelakaan konstruksi terjadi lantaran dilakukannya percepatan untuk mengejar target pengoperasian. Tol Desari sendiri merupakan salah satu tol yang kerap molor jadwal pengoperasiannya dari target yang telah ditentukan.
"Tidak begitu mestinya (karena dikebut). Semua harus dilakukan sesuai SOP yang sudah ditetapkan," tutur Herry.
"Ini memang sudah mundur (pengoperasiannya), harusnya di pertengahan tahun ini sudah selesai. Artinya kita proyeksikan semester pertama tahun ini sudah selesai. Tapi tetap, bahwa bukan ini kerja cepat-cepatan. Bukan seperti itu juga harusnya. Nanti kita cek di lapangan penyebab sebenarnya," tandasnya.