Gaji puluhan juta yang diterimanya itu tak membuatnya puas untuk bisa mengembangkan karir bisnisnya. Baru setahun mendapatkan gaji Rp 35 juta, Bahlil memilih keluar dan kembali mencoba peruntungan kembali dengan membuat perusahaan baru.
"Satu tahun itu saya bisa memberikan profit kepada perusahaan waktu itu Rp 10 miliar lebih. Itu profit, bukan omzet. Setelah itu saya mengundurkan diri," kata Bahlil.
"Saya mundur dari perusahaan itu, kemudian saya memberikan perusahaan pada teman-teman mereka yang lanjutkan. Saya mencoba untuk membangun perusahaan yang lain lagi, yang tidak di bidang yang saya bangun itu," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak teman-teman yang bilang saya gila, hidup saya sudah aman nyaman, kok bisa mengambil resiko yang pada akhirnya jadi 'monyet' lagi, itu kan teman teman kuliah saya bekerja sebagai hina saya. Dan teman-temanku yang mengatakan saya gila," kata dia.
"Termasuk istri saya sekarang. Dulu itu hampir putus gara-gara saya jadi gembel lagi. Jadi harusnya gaji saya Rp 35 juta, buat dia ekspektasinya sudah cukup begitu loh, hidup mewah nggak, menderita nggak, cukup," tambahnya.
Walau begitu, Bahlil tetap memutuskan untuk membuat perusahaan bermodal penghargaan berupa dividen saham yang diterima dari perusahaan sebelumnya. Dia mendapat uang sebesar Rp 600 juta karena telah berjasa memberi keuntungan pada perusahaan sebelumnya.