Dalam menjalani hidup, Bahlil mengatakan telah merasakan getirnya hidup sebagai orang miskin. Bahkan, dia mengaku pernah mengalami busung lapar karena kekurangan gizi makanan saat duduk di bangku kuliah.
"Saya pernah busung lapar, semester 6 saya busung lapar. Asli busung lapar. Jadi penderitaan yang benar-benar paling menderita itu saya rasain," katanya.
Saat itu, Bahlil mengatakan dirinya harus bersusah payah untuk bisa membiayai kuliahnya sendiri serta untuk mencari makan. Untuk itu, dia pun mengerjakan berbagai pekerjaan yang bisa dijalani, seperti kuli angkut di pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi belanjanya itu kalau dapat duit beli beras, kita makannya itu setengah nasi, setengah bubur. Kenapa? supaya dapat banyak. Kalau beras sudah habis, itu kami sarapan pagi pakai mangga, mangga buah, mangga muda yang jatuh di samping asrama, itu yang saya makan. Makanya saya pernah sakit busung lapar," cerita dia.
Berawal dari penyakit busung lapar yang dideritanya itulah, Bahlil kemudian bertekad untuk memutus urat miskinnya dengan menjadi pengusaha.