AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Dwimawan Heru mengatakan setidaknya 50-70% truk yang melalui tol-tol milik Jasa Marga membawa muatan berlebih.
"Kalau kami gelar operasi penertiban, seperti di KM 41 di Jakarta-Cikampek, dan KM 19 di Jagorawi, mereka (truk) kita minta masuk ke tempat yang kami sediakan, dan naik ke timbangan portable yang kami punya, kami simpulkan 60-70% truk yang lewat itu overload," katanya.
Hal ini lantas berimbas pada biaya perawatan atau maintenance operator menjadi lebih tinggi dari seharusnya. Heru mengatakan, biaya perawatan jalan Jasa Marga bisa naik hingga dua kali lipat dari seharusnya imbas dari banyaknya truk yang membawa muatan overload ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Operator tol Cikopo-Palimanan (Cipali) PT Lintas Marga Sedaya (LMS). Wakil Presiden Direktur LMS Firdaus Azis bilang, setidaknya 30-40% kendaraan golongan II ke atas yang melewati tol Cipali memiliki muatan overload.
Hal ini berimbas kepada umur jalan yang berkurang, dan akhirnya berujung pada inefisiensi biaya perawatan jalan.
"Pengalaman kita sebagian besar truk yang masuk itu memang overload. Konsekuensinya maintenance lebih banyak. Usia jalan misal harusnya 5 tahun, ini mungkin jadinya hanya 2-3 tahun sehingga harus lebih cepat diperbaiki lagi," katanya.