Sepak bola Mesir kembali bangkit, setelah salah satu pemainnya Mohamed Salah bersinar di kancah Eropa. Bahkan secara tidak terduga Mesir kembali lolos dalam kualifikasi Piala Dunia, setelah terakhir kali tampil pada 1990.
Harapan besar pun kembali untuk tim Mesir. Meskipun Mo Salah, sapaan akrab Mohamed Salah, saat ini dalam kondisi cedera pasca membela timnya, Liverpool melawan Real Madrid di final Liga Champion.
Menurut riset Goldman Sachs, perekonomian dan persepakbolaan Mesir memiliki siklus yang hampir sama, setelah dalam periode 2011 hingga 2016. Dari sisi ekonomi saat itu terkapar akibat ketidakpastian kondisi politik saat terjadi revolusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan ekonomi Mesir juga menurun, penerimaan pariwisata anjlok dan defisit transaksi berjalan yang melebar. Lalu pada November 2016 pihak berwenang Mesir mengambil sejumlah keputusan langkah-langkah untuk mengatasi krisis ekonomi.
Program konsolidasi fiskal tiga tahun diluncurkan untuk mengurangi defisit anggaran. Kebijakan moneter diperketat untuk membendung laju inflasi dan reformasi dilakukan untuk menjaga iklim dunia usaha.
Upaya itu berhasil. Saat ini defisit neraca berjalan Mesir berkurang bersamaan dengan inflasi. Kepercayaan investor mulai pulih.
Namun masih ada risiko bahwa Mesir mungkin menjadi korban dari keberhasilannya sendiri. Kombinasi antara hasil tagihan surat utang jangka pendek dengan nilai tukar mata uang Mesir yang undervalue membuat tagihan pemerintah membengkak.