Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, integrasi tarif JORR justru memberi keuntungan lebih banyak bagi pengguna jalan. Herry bilang, sebanyak 60% lebih dari pengguna tol JORR merupakan pengguna jarak jauh yang diuntungkan dari adanya integrasi JORR. Sedangkan sisanya sebesar 40% adalah pengguna jarak dekat yang akan mensubsidi tarif untuk pengguna jarak jauh yang membayar lebih murah.
"Jadi ada 60% lebih pengguna yang akan membayar lebih murah dari yang seharusnya," kata Herry kepada detikFinance.
Dengan diberlakukannya integrasi sistem transaksi, maka tiga transaksi yang ada di JORR kini digabung menjadi satu. Pengintegrasian tarif JORR membuat pengguna yang tadinya membayar Rp 34.000 secara penuh, kini cuma perlu membayar Rp 15.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga itu adalah bagian yang beruntung. Mereka disubsidi oleh pengguna yang jarak pendek tadi. Sehingga efisiensi dicapai bareng-bareng," katanya.
Herry menjelaskan, kebijakan ini dilakukan demi mengembalikan tujuan dibangunnya JORR sebagai jalan bebas hambatan. Transaksi di JORR yang dikelola oleh tiga badan usaha yang berbeda membuat pengguna tol jarak jauh harus berhenti di tiap gerbang tol sehingga kerap menjadi sumber kemacetan di ruas ini.
Skema ini dirasa skema yang paling pas untuk mengembalikan fungsi jalan tol sebagai jalan nasional yang diperuntukkan bagi pengguna jarak jauh. Hal ini juga berkaca dari implementasi integrasi tarif yang dilakukan pada tol Jagorawi, yang berhasil menurunkan kepadatan sebesar 20%.