Utang Indonesia yang disebut Prabowo mencapai Rp 9.000 triliun ini berasal dari gabungan utang pemerintah, utang BUMN, dan utang lembaga keuangan. Namun, apakah benar totalnya sebanyak itu?
Frans menjelaskan jumlah utang Indonesia mencapai Rp 8.540 triliun atau berbeda dari yang dikatakan Prabowo beberapa waktu lalu. Besaran utang tersebut berdasarkan Data SUSPI Desember 2017.
"Jumlah total utang adalah sebesar Rp 8.540 triliun, sangat jauh dari Rp 9.000 triliun yang disampaikan Pak Prabowo. Pak Prabowo menggunakan kurs Rp 14.000 per USD, sementara posisi 2017 data BI (SUSPI) menggunakan kurs Rp 13.492 per USD," tulis Frans seperti dikutip detikFinance, Jakarta, Rabu (27/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk utang BUMN lembaga keuangan yang terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN sebesar Rp 3.850 triliun sekitar 80% atau hampir Rp 3.000 triliun adalah dana pihak ketiga (DPK).
Kemudian, utang BUMN non lembaga keuangan merupakan utang BUMN dalam melaksanakan kegiatan usaha BUMN, termasuk membangun infrastruktur seperti pembangkit dan transmisi listrik, jalan tol, pelabuhan laut dan udara dan kegiatan produktif BUMN lainnya.
Besaran utang tersebut dipisahkan dari utang pemerintah dan tidak menjadi bagian darinya.
"Utang BUMN merupakan kekayaan dan kewajiban yang dipisahkan sesuai UU Keuangan Negara dan tidak otomatis menjadi tanggungan pemerintah," tulis Frans.