Prabowo Ingin RI Setop Semua Impor, Yakin Mau?

Prabowo Ingin RI Setop Semua Impor, Yakin Mau?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 06 Nov 2018 08:38 WIB
Prabowo Ingin RI Setop Semua Impor, Yakin Mau?
Foto: dok. detikcom

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bulan September 2018, neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 227 juta. Angka ini terdiri dari realisasi ekspor US$ 14,83 miliar dan impor US$ 14,60 miliar.

Impor September sebesar US$ 14,60 miliar turun sebanyak 13,8% dibanding Agustus 2018. Namun, sepanjang tahun atau Januari hingga September 2018 meningkat 23,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan terjadi pada impor migas dan non migas dengan masing-masing US$ 4,7 miliar (27,14%) dan US$ 21,54 miliar (22,64%). Peningkatan impor migas disebabkan oleh naiknya impor seluruh komponen migas, yakni minyak mentah (40,51%), hasil minyak (22,53%) dan gas (17,8%).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan impor non migas, terjadi peningkatan pada 10 golongan barang HS 2 digit selama periode Januari-September 2018. Barang-barang tersebut di antaranya mesin dan pesawat mekanik (16,89%), mesin dan peralatan listrik (13,59%), benda dari besi dan baja (2,49%), serealia (2,45%) dan ampas atau sisa industri makanan (1,91%).

Kemudian ada perhiasan/permata (1,68%), bubur kayu atau pulp (1,16%), filamen buatan (1,12%), buah-buahan (0,78%) dan kakao atau coklat (0,47%).

Untuk September 2018 sendiri, golongan buah-buahan mengalami peningkatan impor tertinggi yakni US$ 42,2 juta atau 66,46%. Selanjutnya adalah cokelat atau kakao yang meningkat 50,58%, dan serealia sebesar 15,31%.

Hide Ads