"Sudah puluhan ya (daftar peternak). Terutama Blitar, Kendal, Solo, Subang, terus Jabar, Malang," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Ketut Diarmita, di kawasan Jakarta Selatan, Senin (12/11/201
Daftar para peternak telah diserahkan ke Perum Bulog dan selanjutnya akan diproses. Setelah jagung impor tiba langsung didistribusikan ke para peternak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu saya setor ke Bulog dan nanti dia yang nyebarin (jagung)," kata Ketut.
Ketut menjelaskan jagung impor untuk menstabilkan harga. Menurut data Kementan harga jagung pipilan kering di tingkat petani Jawa Timur berkisar antara Rp 5.100-Rp 5.200 per kilogram.
Sementara itu panen jagung sedang berlangsung di beberapa daerah. Menurut data Kementan panen jagung seluas 5.000 hektare (ha) tersebar di Kabupaten Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan.
Penyumbang panen jagung terbesar di kabupaten Jember seluas 2.901 hektar. Kemudian Kabupaten Pasuruan seluas 1.496 hektar. Produktivitas lahan yang dipanen rata-rata 7-10 ton per hektar.
Menurut Ketut panen jagung tak akan menghentikan impor jagung karena belum tentu hasil panen sesuai kebutuhan peternak.
"Kalau petani kita panen, jagung ini akan disimpan di Bulog dulu tapi kalau panen nggak cukup, ini dikeluarin, karena kalau panennya 2 ton tapi butuh 10 ton, gimana? Masa saya hentikan impor,?" terang Ketut. (hns/hns)