Jelang Hari Raya, Badan Ketahanan Pangan Pantau Harga di Pasar

Jelang Hari Raya, Badan Ketahanan Pangan Pantau Harga di Pasar

Tia Reisha - detikFinance
Rabu, 28 Nov 2018 11:50 WIB
Foto: Dirjen pangan
Jakarta - Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) memantau harga dan pasokan pokok strategis jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) atau Hari Raya baik di pasar atau konsumen maupun di tingkat produsen. Hal ini sangat penting untuk memberikan sinyal bagi pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan.

"Memasuki bulan Desember, kita akan menghadapi momen Hari Besar Keagamaan Nasional yakni Natal dan tahun baru. Untuk itu harus dicermati betul penyampaian informasi terkait data dan pasokan serta harga pangan strategis," ungkap Sekretaris Badan Ketahanan Pangan Riwantoro dalam keterangan tertulis, Rabu (28/11/2018).


Hal tersebut ia sampaikan saat memberi sambutan di hadapan penanggung jawab dan koordinator panel harga serta enumerator dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota dalam acara Evaluasi Kegiatan Panel Harga Pangan 2018 dan Rencana 2019, di Jakarta, Selasa (27/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menyampaikan Badan Ketahanan Pangan melaksanakan kegiatan Panel Harga Pangan sebagai alat untuk memantau dinamika harga dan pasokan, baik di tingkat petani (produsen) maupun pedagang (grosir dan eceran). Hal ini merupakan upaya proaktif dalam upaya mendukung stabilisasi harga dan pasokan pangan pokok strategis.



"Informasi harga dan pasokan pangan yang disampaikan enumerator merupakan data yang sangat penting yang akan diolah dan dianalisis sebagai salah satu bahan pertimbangan pengambilan kebijakan di tingkat nasional," tegasnya.

Untuk itu, lanjutnya, para enumerator dituntut untuk memberikan informasi yang lengkap sesuai kondisi di lapangan dengan tepat waktu dan akurat.

Sementara itu, Riwantoro yang membacakan sambutan Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi itu mengungkapkan beberapa hal tengah dipersiapkan untuk mengantisipasi pergerakan harga. Hal ini sebagai langkah antisipasi apabila terjadi kenaikan harga yang tidak wajar, baik karena gangguan pasokan maupun distribusi bahan pangan.

Menurut Agung beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain melalui gelar pangan murah dan menyalurkan komoditas pangan dari daerah yang surplus ke daerah yang kekurangan. Pemantauan melalui panel harga pangan pun, menurutnya, dapat mencermati pergerakan harga sebagai sinyal ketersediaan pangan di lokasi tersebut.

Sementara itu, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Risfaheri mengungkapkan pentingnya peran enumerator dalam memberikan informasi harga dan pasokan pangan di lapangan. Ia juga mengimbau informasi ketersediaan pangan yang cukup dan harga yang stabil harus disampaikan ke publik untuk mencegah tindakan spekulatif.

"Gejolak harga di masyarakat tidak hanya disebabkan karena kurangnya pasokan pangan, tetapi juga dipengaruhi oleh informasi yang beredar di media. Di sini pentingnya kita jaga psikologis masyarakat," ujarnya.


Di samping itu, ia juga menyebut bahwa saat ini kondisi pasokan dan stok beras terbilang aman. Bahkan pada bulan ini ada peningkatan 24,76% dibanding tahun lalu.

"Berdasarkan data PIBC Jakarta sebagai barometer perdagangan beras, stok beras per 23 November 2018 naik 11,17% dibanding stok akhir bulan Oktober 2018. Ini juga berarti naik 24,76% dibandingkan stok akhir bulan November tahun 2017," tegasnya.

Untuk mendukung stabilisasi harga dan pasokan pangan tahun 2018, khususnya menghadapi HBKN Natal dan tahun baru, Risfaheri juga menyebut beberapa hal yang dilakukan Badan Ketahanan Pangan.

Di antaranya monitoring harga pangan nasional melalui panel harga pangan, penyusunan prognosa ketersediaan produksi dan kebutuhan pangan nasional, pemantauan lapangan pasokan dan harga pangan, serta Gelar Pasar Murah/bazar melalui Toko Tani Indonesia (TTI).

"Kehadiran TTI yang sudah tersebar di seluruh Indonesia akan mempengaruhi psikologis pasar yang kami harap dapat menekan harga jual di pedagang," pungkas Rishaferi. (mul/mpr)

Hide Ads