Nasib Tukang 'Ngeprint' Depan Kampus di Era Digital

Nasib Tukang 'Ngeprint' Depan Kampus di Era Digital

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 17 Des 2018 07:52 WIB
Nasib Tukang Ngeprint Depan Kampus di Era Digital
Foto: Hendra Kusuma/detikFinance

Sepuluh tahun sudah, Budi menekuni usaha fotokopi, percetakan dan jasa print (cetak). Dia membuka usaha di dekat Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat. Usahanya melayani, fotokopi, ngeprint dan penjilidan.

Meski lokasinya cukup jauh dari kampus atau sekolahan, namun usahanya bisa bertahan sampai sekarang. Sepuluh tahun menekuni usaha fotokopi dan percetakan, Budi tahu dan merasakan betul dampak dari digitalisasi.

Semua yang awalnya bersifat manual, seperti tugas kampus atau sekolah yang dulu sering difotokopi atau digandakan kini beralih ke digital. Tugas dari kampus atau sekolah kini seringnya dikirim melalui surat elektronik atau email.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap zaman itu menuntut berbeda, terutama di bidang teknologi, tentunya yang dulunya manual sekarang larinya ke digital," kata Budi saat ditemui detikFinance di tokonya pekan lalu.

Pengaruh paling terasa adalah menurunnya volume kertas yang digandakan dan dijilid. Sebelum teknologi booming, mudah mendapatkan proyek penggandaan. Seperti buku pelajaran yang difoto copy, hingga tugas makalah. "Kalau sekarang kebanyakan hanya ngeprint tugas, itu pun sedikit (penggandaanya)," kata Budi.

Namun Budi dan sejumlah pengusaha percetakan dan fotokopi tak lantas menyerah. Sejumlah strategi usaha diupdate lagi disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Setiap usaha percetakan kini memiliki fasilitas yang memudahkan para pelanggan. Sebut saja seperti komputer yang bebas digunakan untuk konsumen.

Hide Ads