Saat Orang Terkaya RI Kirim Fast Food Pakai Jet ke Korban Bencana

Kaleidoskop 2018

Saat Orang Terkaya RI Kirim Fast Food Pakai Jet ke Korban Bencana

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 28 Des 2018 16:49 WIB
Saat Orang Terkaya RI Kirim Fast Food Pakai Jet ke Korban Bencana
Foto: Trio Hamdani
Jakarta - Salah satu orang terkaya di Indonesia yang juga CEO Mayapada Grup Dato Sri Tahir mengunjungi Palu, Sulawesi Tengah pasca gempa dan tsunami yang menerjang sebagian wilayah Sulawesi Tengah.

Pada 2 Oktober 2018, detikFinance berkesempatan mengikuti kegiatan pria yang masuk deretan 10 orang terkaya Indonesia 2018 versi majalah Forbes itu Tahir ke Palu menggunakan jet pribadinya. Pesawat mendarat di Bandara Mutiara Sis Al Jufri.

Tahir mengunjungi Palu selama 2 jam. Sejumlah rangkaian aktivitas dilakukannya dalam waktu singkat selama di Palu, mulai dari menyerahkan makanan dan melihat kerusakan di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari kunjungannya, Tahir pun berniat memberikan bantuan uang tunai, jaringan air bersih, hingga rencana membangun rumah buat sejumlah korban.

Perjalanan orang terkaya RI itu memberikan bantuan ke korban bencana Palu pun cukup menjadi perhatian pembaca detikFinance. Bagaimana ceritanya? Cek Kaleidoskop Oktober 2018 yang dirangkum detikFinance ini.
Tahir, sapaan akrabnya berangkat menuju Palu menggunakan jet pribadinya, yaitu Pesawat Global 5000, Tail M JGVJ.

Pria dengan kekayaan mencapai US$ 3,5 miliar itu mengatakan, sumbangan yang dia bawa menggunakan jet pribadinya berupa makanan-minuman siap saji.

"Kalau bantuan kan terbatas saja karena kita punya pesawat terbatas. Kita bawa makanan siap saji yang sesuai dengan arahan pak gubernur yang bisa langsung dimakan McDonald's. Kita bawa Supermi, bawa air, tapi itu sangat terbatas," kata Tahir di sela-sela kunjungannya waktu itu.

Namun, Tahir mengatakan akan kembali mengirim bantuan, bukan hanya makanan dan minuman, dia juga akan menyediakan genset, tenda, dan berjanji membangun sejumlah rumah untuk korban yang tempat tinggalnya hancur karena gempa dan tsunami.

"Kita mau keterpaduan sustainable, continue, sampai mereka bisa pulih kembali," jelasnya.

Tahir mau memberikan uang tunai buat korban bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Hal itu dia sampaikan ke Gubernur Sulteng Longki Djanggola dalam kunjungannya ke Palu untuk mengecek langsung kondisi di sana.

"Saya mau tanya lagi Pak Gubernur, ini para pengungsi ini dikasih uang nggak?," tanya Tahir kepada Gubernur Sulteng di Kantor Gubernur Sulteng.

Tahir mengatakan, dia akan mengirimkan bantuan berupa uang tunai tersebut.

"Kita bersedia bantu pak. Tolong nanti PIC (Person In Charge/penanggungjawab) Pak Gubernur siapa asisten yang bagian ini, nanti catat nomor telponnya, bapak nggak usah sungkan-sungkan ya," jelas Tahir.

Tahir berniat menyediakan jaringan air bersih di sana. Informasi yang dia dapat, Palu sangat membutuhkan air bersih.

"Saya ketemu Bung Hadi (Hadi Tjahjanto), Panglima, beliau mengatakan beliau ingin mengurusi air bersih di 10 titik. Saya bilang oke, kita ikut nggak ada masalah. Kalau dari Pak Gub sendiri apa yang dibutuhkan?," tanya Tahir.

Merespons hal tersebut, Gubernur Sulteng Longki mengatakan Palu memang sedang butuh air bersih. Jika Tahir ingin membantu penyediaan air bersih, Dinas ESDM Sulteng akan menyiapkan lokasi penyediaan air bersihnya.

"Saya kira itu salah satu (yang dibutuhkan) dan nanti kita ada lokasinya melalu Kepala Dinas ESDM, nanti kalau memang bapak mau bantu itu kita siapkan lokasinya," jawab Longki.

Tahir juga berniat membangun rumah warga yang rusak. Itu dia sampaikan setelan berkomunikasi dengan Gubernur Sulteng Longki Djanggola.

"Di sini ada 2 lokasi parah perumahannya, cuma masih proses evakuasi. Diselesaikan dulu baru setelah itu bisa ditetapkan (pembangunannya). Tapi 2 lokasi itu tidak mungkin lagi dibangun. Harus relokasi, memang belum bisa sekarang. Kalau Pak Tahir mau bantu setelah evakuasi," kata Longki.

Merespons penjelasan Longki, Tahir siap membangun rumah warga Palu yang rusak akibat gempa.

"Kalau dari kami Tahir Fondation kita tidak hanya mau bangunkan rumahnya. Kalau bisa membangun mata pencahariannya," jelas Tahir.

Terkait bantuan rumah tersebut, Tahir menilai ada teknologi pembangunan rumah yang hanya membutuhkan waktu 3 bulan, yakni konsep bongkar pasang (knock down). Konsep tersebut bisa diaplikasikan di Palu.

Tahir mengupayakan akan membangunkan sejumlah rumah yang rusak akibat bencana itu hingga selesai.

Tahir mendorong para pengusaha, khususnya yang di Jakarta untuk ikut tergerak membantu korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Pria yang masuk jajaran 10 orang terkaya Indonesia tahun 2018 versi majalah Forbes itu menilai pengusaha kaya raya sudah sepatutnya ikut membantu korban bencana alam di sana.

"Saya juga mengimbau para swasta yang lain ya toh, jangan sembunyi di Jakarta, datang lah ke sini, kita lihat situasi, jangan pada lari malahan," kata Tahir.

Menurutnya, para pengusaha itu perlu melihat secara langsung bagaimana kondisi korban bencana alam. Hal itu agar hatinya lebih tergerak untuk mau ikut membantu.

"Saya musibah di Indonesia pasti saya lihat, dan saya bisa lihat, supaya kita di Jakarta yang berkelimpahan uang ini lebih tahu diri, kita terimakasih bahwa di Jakarta lancar. Tapi tidak berarti cuma Jakarta, Indonesia itu besar. Ada daerah daerah yang tidak lancar, di sana lah kita mengisi," jelasnya.

Hide Ads