Aturan Ojol Sudah Terbit, Tarif Masih 'Digantung'

Aturan Ojol Sudah Terbit, Tarif Masih 'Digantung'

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 20 Mar 2019 06:15 WIB
Aturan Ojol Sudah Terbit, Tarif Masih Digantung
Foto: Pradita Utama

Budi Setiyadi mengatakan, pemerintah akan mencari 'jalan tengah' untuk menyelesaikan masalah tarif. Saat ini, ada dua usulan yakni berasal dari driver dan aplikator.

Terangnya, driver sendiri mengusulkan tarif bersih (nett) Rp 2.400/km. Sementara, untuk gross atau belum dipotong jasa aplikator 20% ialah Rp 3.000/km.

"Rp 2.400/km para pengemudi mengatakan sudah nett," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi bilang, bagi aplikator itu terlalu besar. Lantaran, aplikator juga memperhitungkan keberlangsungan usahanya.

Dia mengatakan, aplikator sendiri mengusulkan tarif Rp 2.000-Rp 2.100/km. Untuk nett-nya kemungkinan Rp 1.600/km.

"Rp 1.600 net kali. Kalau aplikator rata-rata (usulan) Rp 2.100-Rp 2.000, makanya saya tinggal berapa ribu mempertemukan itu. Kalau pengemudi Rp 2.400 sudah nett," sambungnya.

Namun, Budi bilang, soal tarif gross dan nett sendiri banyak yang belum diketahui driver. Driver menganggap nett sendiri ialah tarif yang ia terima ialah setelah dipotong 20% aplikator.

Padahal, aplikator sebenarnya memberikan 'subsidi' untuk driver sebelum dipotong 20%. Hal ini yang akan dibahas Kemenhub sebelum tarif ojol ditentukan.

Budi mengaku tak tahu besaran subsidi ini. Namun, besarannya bisa beda-beda.

"Padahal sebetulnya persepsi gross, nett para pengemudi nggak tau. Kalau tadi saya contohkan saya kena Rp 20.000, sama aplikator ditambah subsidi lagi katakan Rp 3,000, Rp 23.000 saya dapat. Setelah itu baru dipotong 20%," tutupnya.

Hide Ads