Ia mengumpamakan sebuah hotel bintang lima yang harusnya menawarkan tarif kamar Rp 5 juta, lalu dipaksa menjual dengan harga Rp 500.000. Maka, hotel dengan kelas terendah yang biasa menjual harga tiket Rp 500.000 akan ditinggal pelanggan. Pelanggan tentu akan lebih memilih hotel mewah ketimbang hotel sederhana bila tarif sama.
"Bintang 5, best cabin crew, pesawatnya baru semua, masa (Garuda) harus bersaing sama LCC (low cost carier/penerbangan berbiaya hemat), nggak bisa dan nggak boleh. Itu akan mematikan industri," tandas dia.