Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan penurunan ini terjadi akibat mahalnya harga tiket pesawat.
Dia menyebutkan pada Februari 2019 penumpang pesawat berjumlah 5,63 juta turun 15,64% dibandingkan periode Februari 2018 sebanyak 6,6 juta.
"Ada penurunan pada jumlah penumpang angkutan udara. Memang persoalannya harga tiket yang menjadi keluhan, ini terlihat di berbagai airport," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Transportasi 0,10% andilnya itu 0,02%. Komoditas memberikan andil kepada inflasi adalah tarif angkutan udara 0,03%," jelasnya.
Akan tetapi kenaikan angka inflasi pada transportasi udara ini sangat tidak wajar. Mengingat jika pengalaman tahun-tahun sebelumnya, angka inflasi dari transportasi udara seharusnya mengalami penurunan.
Biasanya pengaruh kenaikan tiket udara pada inflasi sendiri terjadi pada masa-masa libur panjang dan sekolah. Seperti pada saat natal dan tahun baru, lebaran dan puasa. Sedangkan pada Maret ini tidak terlalu banyak libur.
"Biasanya angkutan udara ini adanya di Januari, tapi ternyata masih ada juga di Februari, kemudian sampai Maret juga masih terasa 0,03%," imbuh dia.
(ang/ang)