Hasil Polling: Harga Tiket Pesawat Turun 16% Kurang 'Nampol'
detikFinance menggelar poling guna merespons keputusan pemerintah menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat 12-16%. Polling yang berlangsung hingga pukul 15.00 WIB Selasa 14 Mei 2019 ini diikuti oleh 668 pembaca.
Hasilnya, sebanyak 637 pembaca menganggap penurunan TBA sebesar 12-16% masih kurang. sementara hanya 26 pembaca yang menjawab cukup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa disampaikan M Jono. Ia menganggap penurunan TBA masih kurang bila dibandingkan dengan kenaikan tarif tiket yang telah terjadi.
"naiknya gila2an, turunnya "hanya" 15%an. Masih tidak terjangkau. Bandingkan dengan tiket ke luar negeri jauh lebih murah," sebut dia.
Rapat Berjalan Panas, DPR Cecar Pertamina Elpiji 3 Kg Langka
Rapat Komisi VII DPR dengan Direktur Jenderal Migas Djoko Siswanto dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati berlangsung cukup panas. Pemicunya, Wakil Ketua Komisi VII DPR Muhammad Nasir mencecar pihak Pertamina soal kelangkaan Elpiji 3 kg.
Nasir mengatakan, dalam temuannya ada satu desa dengan 17 pangkalan, tapi kesulitan mencari Elpiji 3 kg.
"Saya dapat 1 desa 17 pangkalan tapi masih langka Elpiji 3 kg," ujar politikus Partai Demokrat itu di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (14/5/2017).
Kereta Cepat JKT-BDG Kelar Akhir 2020, Rini: RI Punya Duluan
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung kini sudah memasuki tahap penembusan terowongan Walini di Bandung Barat. Hal ini disebut sinyal positif untuk progress pembangunan kereta yang bekerja sama dengan China.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan setelah proyek selesai dikerjakan, diharapkan Indonesia bisa bekerja sama dengan China untuk membangun kereta cepat di negara lain.
"10 tahun lagi bersama China kita bisa bangun kereta cepat di negara lain. Jadi tolong manfaatkan kerja sama ini," kata Rini, di Walini Tunnel, Bandung Barat, Selasa (14/5/2019).
Dia juga menceritakan sulitnya membangun kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurut Rini, mulai dari kendala alam hingga proses pembebasan lahan.
"Kendalanya banyak sekali, terutama alam kita awalnya ingin kerja cepat. Banyak yang bertanya untuk apa kereta cepat? Apa perlunya? Prosesnya panjang sekali," kata Rini.
(hns/dna)