"Coba kita lihat angkanya. Secara garis besar bulan ini lebih baik dari bulan lalu. Banyak faktornya, tapi intinya lebih baik," katanya saat ditemui di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Pada Juni 2019, tercatat defisit neraca migas sebesar US$ 966,8 juta atau setara Rp 13,5 triliun. Angka ini memang tercatat lebih besar dibanding Juli 2019 yang defisitnya US$ 14 juta.
"Coba bandingkan antara bulan Januari sampai Juni, terus Juli seperti apa. Berapa rata-rata enam bulan pertama dengan berapa yang ada di Juli. Jadi kita nggak lihat sesaat," kata Arcandra.
Meski demikian, Arcandra mengaku akan terus berusaha mengurangi impor migas dengan sejumlah program yang telah dicanangkan. Di antaranya adalah penggunaan B20 dan B30.
"Kita berusaha mengurangi impor," katanya.