Menurut Cucu, saat ini adalah waktu yang tepat untuk merealisasikan sisa impor garam sebesar 1,1 juta ton. Apabila tidak segera direalisasi, industri terutama industri aneka pangan dapat berhenti berproduksi.
"Harus sekarang, segera. Tadi harusnya ada GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia) dari Ajinomoto, dia sudah ketar-ketir, dia sudah tidak ada bahan baku. Mereka itu Ajinomoto, Unilever, Indofood, Wingsfood. Kalau sekarang tidak ada supply bahan baku ya otomatis, dia akan berhenti produksi," papar Cucu.
Pasalnya, sisa stok garam industri hanya tinggal 77.000 ton dan diprediksi akan habis di bulan September. Bahkan, saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang kehabisan bahan baku garam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cucu menegaskan, industri pengguna garam tak meminta penambahan kuota impor garam. Hanya saja, pihaknya meminta pemerintah segera merealisasi sisa 1,1 juta ton impor garam.
"Kita ingin sesuai hasil rapat lalu itu yang 2,7 juta ton direalisasikan. Karena ini kebutuhan sangat mendesak. Ada perusahaan-perusahaan pemasok anggota makanan dan minuman yang sekarang sudah merumahkan karyawannya, stop produksi, karena sudah habis bahan baku. Ada yang sudah laporan, PT Cheetham sudah merumahkan 180 orang karyawan karena sudah habis bahan baku. Mereka adalah para supplier aneka pangan yang besar-besar seperti Indofood, Unilever, termasuk Ajinomoto, Wingsfood, termasuk juga industri yang lain," pungkasnya. (dna/dna)