Garap Perjanjian Dagang Dengan 15 Negara, RI Bakal Kebanjiran Impor?

Garap Perjanjian Dagang Dengan 15 Negara, RI Bakal Kebanjiran Impor?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 22 Okt 2019 14:53 WIB
2.

Ada Risiko Diefisit Neraca Dagang

Garap Perjanjian Dagang Dengan 15 Negara, RI Bakal Kebanjiran Impor?
Foto: Grandyos Zafna

Ia memprediksi, memang pada saat RCEP diimplementasikan, pada tahun-tahun pertama neraca dagang RI akan defisit karena banyaknya impor barang modal dari investasi asing. Namun, ia memprediksi juga setelah tahun 2040 maka neraca dagang Indonesia akan membaik seiring dengan peningkatan ekspor.

"Kalau RCEP seperti itu, tahun-tahun pertama sampai 2040-an kita akan defisit. Setelah tahun 2040 itu akan naik, dan mulai jaya wijaya itu setelah semuanya jalan, investasinya sudah jalan. Terus kita sudah mampu naik mata rantai nilai dengan investasi yang masuk. Jangka panjang sih," ucapnya.

Sebelumnya, ia memprediksi RCEP ini mendongkrak ekspor Indonesia sebesar 8-11% di 5 tahun pertama pelaksanaan, dan 18-22% di 5 tahun selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari segi perdagangan 5 tahun pertama Indonesia entry to force, melaksanakan perjanjian ini, 5 tahun pertama ekspor kita bisa meningkat sekitar 8-11%. Setelah 5 tahun pertama tadi, kita bisa meningkat lebih tajam lagi 18-22% itu kalau didukung oleh investasi yang masuk," tutur Iman.

Meski begitu, ia mengungkapkan, untuk membangun ketahanan ekonomi Indonesia dalam RCEP ini, maka sumber daya manusia (SDM) harus diperkuat. Hal tersebut, kata Iman, akan memberikan penguatan kualitas dalam industri-industri yang menghasilkan produk dengan daya saing kuat.

"Kita harus bangun daya saing, daya saing itu kita harus bisa mempunyai produk barang dan jasa yang bisa bersaing dengan produk luar negeri dari segi kualitas dan harga. Untuk itu butuh dukungan SDM Itu salah satu hambatan kita untuk mendorong proses industrialisasi itu," tandas Iman.

(dna/dna)
Hide Ads