Fakta Seputar Garuda Tauberes yang Ternyata Terinspirasi Milenial

Berita Terpopuler Sepekan

Fakta Seputar Garuda Tauberes yang Ternyata Terinspirasi Milenial

Soraya Novika - detikFinance
Minggu, 22 Des 2019 08:30 WIB
Ilustrasi Garuda Indonesia/Foto: Dok. Airbus
Jakarta - Belakangan publik ramai membicarakan cucu usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang bernama PT Garuda Tauberes Indonesia. Banyak yang mengira cucu usaha maskapai pelat merah itu hanya dibuat asal-asalan lantaran namanya yang unik.

Ternyata, nama cucu usaha yang sempat membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ngakak tersebut, punya singkatan yang sebenarnya menggambarkan bisnis perusahaan tersebut.

"Tauberes ini sebenarnya singkatan, T transportation, A airlines, U utilities, B beneficial, E effective, R reliable, E efficient, S itu safe. Jadi, Tauberes sebenarnya kita memanfaatkan transportasi berdasarkan pesawat supaya membuat orang lebih untung, efektif, efisien, terjaga dan aman," ujar Inisiator sekaligus Direktur Teknologi Garuda Tauberes Indonesia, Gisneo Pratala kepada detikcom, Selasa (17/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia menambahkan, nama Tauberes juga Terinspirasi dari pemikiran milenial yang senantiasa tertarik dengan hal-hal unik. Hal itu sebagaimana perusahaan rintisan lain seperti halnya Jalan Tikus, Males Banget, dan lainnya.

"Ini sebenarnya namanya aja, tapi konsep bener-bener mikir banget, karena yang diri'in (mendirikan) milenial kita semangatnya bikin startup, startup kan namanya aneh ada Jalan Tikus, ada Males Banget, ada Gojek, jadi semangat yang diusung itu gimana caranya supaya Tauberes bisa dikenal di masyarakat dengan nama yang unik lah," jelasnya.

Gisneo Pratala bilang, perusahaan tempatnya bekerja diisi oleh orang-orang milenial. Range umurnya sekitar 22 sampai 38 tahun.

"Jadi timnya Tauberes isinya milenial semua umurnya 22 tahun sampai umur 38 tahun, jadi itu range umurnya," katanya.

Dia menjelaskan, aset perusahaan ini kecil yakni sekitar Rp 2 miliar. Menurutnya, hal itu sebagaimana perusahaan rintisan yang tidak mengedepankan aset.

"Kalau misalkan perusahaan zaman dulu asetnya banyak sampai triliunan, ratusan triliun, kita penginnya bahkan tanpa aset. Kalau bisa asetnya Rp 0," katanya.

Garuda Tauberes diketahui punya 15 orang dalam tim kerjanya. Kemudian, lokasi kerjanya terdiri dari dua lokasi, yakni Jakarta dan Yogyakarta.

Dari segi sistem kerja cucu usaha sendiri, Gisneo Pratala menjelaskan bahwa Garuda Tauberes ialah perusahaan rintisan fasilitator logistik dan bukan perusahaan kurir. Namun punya tujuan untuk mengirim barang di hari yang sama atau same day.

"Bisnis model kita ini rigid, bener-bener kuat di bisnis model karena yang kita sasar fokus same day delivery, hari itu sampai," jelasnya.

Dia memaparkan, konsep bisnis Garuda Tauberes lahir mengingat banyaknya peluang bagi maskapai untuk mengangkut barang. Namun, kurir enggan mengirimkan barangnya melalui pesawat karena beberapa hal.

Sebutnya, kurir yang ingin mengirim barang lewat pesawat harus menyetor modal (deposit) untuk masing-masing maskapai. Sehingga, pengeluaran kurir untuk mengirim barang melalui pesawat besar.

"Ternyata, saat ini agen-agen katakan JNE kalau mau ngirim pesawat, kan maskapai banyak banget, ketika mau ngirim pesawat mereka harus deposit ke setiap airline, ke Garuda deposit Rp 1 miliar katakanlah , Citilink Rp 1 miliar, di NAM Rp 1 miliar, Lion Rp 1 miliar jadi agen yang mengirim pakai pesawat dia harus sent Rp 5 miliar untuk punya deposit tiap maskapai, berarti gede banget biayanya," paparnya.

Bukan hanya itu, kurir atau agen pengiriman yang akan mengirim barang mesti memenuhi ketentuan beban supaya bisa mengirim di hari yang sama.

"Masalah kedua untuk agen, setiap kali mereka mau mengirim barang same day, harus ada minimal kilogram, minimal kilogram itu 10 kg dan harganya minimal 10 kg," ujarnya.

Model bisnis Garuda Tauberes ialah menghubungkan maskapai dengan kurir atau agen seperti J&T. Gisneo menjelaskan, Tauberes akan mencari 'lambung pesawat' yang kosong untuk diisi oleh barang-barang.

Untuk mencari barang-barang ini, Garuda Tauberes juga menghubungi pihak kurir atau agen yang akan melakukan pengiriman barang. Sistem mengumpulkan kurir atau agen ini juga untuk mengatasi persyaratan masalah deposit ke maskapai hingga ketentuan beban untuk pengiriman di hari yang sama.

"Tauberes bilang, bisa mulai sekarang kalau kita kerja sama nanti agen cukup bayar Rp 1 miliar, tidak bayar Rp 5 miliar dari pertama Rp 5 miliar. Dia cuma bayar Tauberes Rp 1 miliar. Ini yang menyelesaikan ke pesawat, untuk 10 kg gimana? Gampang, kan Tauberes kerja sama dengan banyak agen," ungkapnya.

Adapun keuntungan cucu usaha Garuda ini diperoleh dari komisi maskapai dan kurir yang mengirim barang.

"Jadi Tauberes keuntungannya ambil komisi dari customer, ambil komisi airline, ambil komisi agen. Secara bisnis proses kayak gitu," ujarnya.


Simak Video "Video: Mengulik Kecanggihan Fitur Find My yang Dipakai Penumpang Garuda Lacak iPhone"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads