Pemerintah masih yakin ekonomi Indonesia bakal tumbuh 5,3% pada tahun ini, sesuai yang ditargetkan. Ada sejumlah faktor yang membuat pemerintah optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi 2020 bakal lebih baik.
"2020 kita punya asumsi pertumbuhan ekonomi di APBN 2020 itu 5,3%. Ada beberapa faktor eksternal yang akan menopang sehingga kita bisa tumbuh baik di 2020," kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta dalam Press Briefing di Wisma Negara, Jakarta Pusat (10/2/2020).
Faktor pertama adalah rezim suku bunga rendah yang diterapkan banyak negara maju, sementara suku bunga Indonesia masih di level 5%. Menurutnya itu dapat membuat Indonesia lebih menarik sehingga memungkinkan menerima lebih banyak aliran modal.
"Belum lagi kemudian dari sisi obligasi juga, kita yield 10 tahun sekarang rata-rata 7%. Jadi ini adalah faktor eksternal yang sebenarnya kondisinya cukup baik untuk mendorong ekonomi Indonesia sepanjang kita dapat memanfaatkannya," jelasnya.
Faktor kedua adalah membaiknya harga komoditas seperti harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditas andalan ekspor.
Dari internal ada sejumlah faktor pendukung untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu stabilitas politik pasca Pileg dan Pilpres.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah menandatangani Perpres RPJM 2020-2024. Menurutnya itu akan membuat kebijakan pemerintah lebih terarah sehingga positif untuk pertumbuhan ekonomi.
Kemudian nilai tukar rupiah juga diyakini akan lebih baik tahun ini. Lalu adanya program-program peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang akan berpengaruh terhadap perekonomian nasional.
"Faktor pendorong lain yang kita harapkan juga timbul adalah omnibus law yang sekarang lagi proses, nantinya untuk dibahas bersama-sama dengan DPR, baik omnibus law cipta lapangan kerja maupun perpajakan," tambahnya.
Strategi pemerintah genjot ekonomi Papua yang minus di halaman selanjutnya.
Simak Video "Ekonomi RI Tumbuh 5,11%, Jokowi: Didukung Investasi yang Masuk ke RI"
[Gambas:Video 20detik]