Australia merupakan salah satu penghasil salmon terbesar di dunia. Salah satu pesaing terbesarnya adalah Norwegia.
Pulau Tasmania, yang masih bagian dari Australia, punya tempat budi daya salmon yang masuk jajaran terbesar di dunia. Pusat budi daya itu dikelola oleh perusahaan lokal bernama Tassal.
detikcom berkesempatan mengunjungi tempat tersebut bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan rombongan delegasi dari Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rombongan itu terdiri dari Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo, Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, dan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja.
Selain itu hadir juga Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin, Penasihat Menteri KKP Rokhmin Dahuri, Wakil Ketua Bidang Sinergi Dunia Usaha KP2-KKP Agnes Marcellina Tjhin, dan Ketua KP2-KKP Effendi Gazali, dan Konsul Jenderal Melbourne Victoria Spica Alphanya Tutuhatunewa.
![]() |
Manajemen Tassal menerima rombongan di depan pintu masuk, memberi penjelasan singkat dan mempersilakan rombongan masuk.
"Kami adalah penghasil salmon terbesar di Laut Atlantik. Kami menghasilkan 33.000 salmon tiap tahun, sebanyak 6.000 kita ekspor ke berbagai negara, sisanya untuk konsumsi dalam negeri," kata People and Communities Tassal Operations Angela Williamson di lokasi, Hobart, Tasmania, Jumat (28/2/2020).
Sebelum masuk ke area budi daya, rombongan diminta mencuci tangan dan menggunakan penutup sepatu. Setelah semua siap maka dipersilakan masuk ke area steril.
Proses budi daya di tempat ini dimulai sejak dari inkubasi benih untuk tahap awal sampai dilepas di lautan luas sebagai tahap terakhir.
Terdapat beberapa kolam besar di dalam ruangan tersebut. Masing-masing kolam memuat salmon dengan usia yang berbeda-beda, ada yang enam bulan sampai 10 bulan.
![]() |