-
Berita terpopuler detikFinance Selasa (10/3/2020) tentang 12 BUMN akan buyback alias pembelian kembali saham. Nilai buyback tersebut mencapai Rp 8 triliun.
Langkah buyback diambil menyikapi kondisi pasar saham yang anjlok dua hari terakhir ini. Seperti diketahui IHSG alias Indeks Harga Saham Gabungan sempat rontok 6,5%.
Selain itu, berita terpopuler lainnya adalah tarif ojek online naik Rp 250/kilometer. Kenaikan ini mulai berlaku Senin (16/3/2020).
Pengin tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita detikFinance terpopuler berikut ini
Sebanyak 12 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melakukan buyback saham atau pembelian kembali senilai Rp 8 triliun. Ke-12 BUMN tersebut di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, hingga PT Timah Tbk.
"Ada 12 BUMN yang akan buyback nilainya Rp 7 sampai 8 triliun. Ada perbankan, BRI, Mandiri, BNI, BTN. Konstruksi WIKA, ADHI, PP, JSMR, Waskita. Mining Antam, PTBA, TINS," kata Arya, Selasa (10/3/2020).
Arya mengatakan waktu buyback diserahkan ke masing-masing BUMN.
"Periodenya sudah mulai diserahkan kepada masing-masing perusahaan strateginya," tambahnya.
Baca selengkapnya di sini:
12 BUMN Siap Buyback Saham Rp 8 TKementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memutuskan besaran kenaikan tarif ojek online (ojol). Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengumumkan kenaikan tarif batas bawah sebesar Rp 250 per kilometer (km). Lalu tarif batas atas naik Rp 150 per km.
"Untuk zona dua kenaikannya Pak Menteri (Perhubungan) dari Rp 225 (per km), beliau langsung sampaikan dibulatkan saja Rp 250 per km," kata dia dalam konferensi pers di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Selasa (10/3/2020).
Dengan demikian maka tarif batas bawah (TBB) ojek online naik dari sebelumnya Rp 2.000 menjadi Rp 2.250. Lalu untuk tarif batas atas naik dari Rp 2.500 menjadi 2.650.
Baca juga: Pro Kontra Tarif Ojol Naik Rp 100/Km
Berikutnya untuk biaya jasa minimalnya, setelah dihitung sedemikian rupa maka naik dari Rp 8.000-10.000 menjadi Rp 9.000-10.500.
"TBB menjadi Rp 2.250 dari 2.000 per km. Kemudian biaya TBA dari Rp 2.500 menjadi Rp 2.650. Kemudian biaya jasa minimal kenaikannya setelah kita lakukan penyesuaian menjadi Rp 9.000 batas bawahnya dan kemudian sampainya sekitar Rp 10.500," jelasnya.
Baca selengkapnya di sini: Tok! Tarif Ojol Naik Rp 250/Km
Wabah virus corona telah memicu ketakutan yang luar biasa para investor di pasar keuangan. Pandemi ini dapat membuat dunia resesi.
Melansir CNN Business, Selasa (10/3/2020), tanda-tanda resesi global terlihat seperti keputusan Italia untuk menentukan sebagian besar kota di bagian utara termasuk ibu kota keuangannya, Milan, pada status semi-lockdown. Hal lain yang mendukung resesi adalah meningkatnya wabah di Amerika Serikat dan jatuhnya harga minyak.
Para ekonom pun dipaksa untuk melakukan koreksi atas prediksinya terhadap perekonomian global. Diperhitungkan seberapa besar dampak penyebaran virus terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar meyakini adanya kontraksi di kuartal pertama dan kedua tahun ini.
Advertisement
Ekonomi di PIMCO, Joachim Fels, menilai kemungkinan adanya resesi di Amerika Serikat dan Eropa. Sementara Jepang kemungkinan besar saat ini sudah mengalami resesi.
"Dalam pandangan kami, yang terburuk bagi perekonomian masih akan datang selama beberapa bulan ke depan," kata Fels.
Baca selengkapnya di sini: Siap-siap! Virus Corona Picu Resesi Global
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Reformasi Birokrasi (MenPan-RB) Tjahjo Kumolo bercerita soal penanganan virus corona oleh pemerintah. Menurut Tjahjo, pemerintah telah mengantisipasi penyebaran virus tersebut sejak akhir Desember 2019.
Ia mengatakan hal itu di hadapan para kepala daerah yang hadir untuk menandatangani Komitmen Pembangunan Mal Pelayanan Publik.
"Bapak Presiden sudah memerintahkan untuk penanganan, mencermati perkembangan dinamika yang berkaitan dengan misalnya virus corona, itu akhir Desember, dan Kemenkes sudah menyiapkan dengan baik. Tapi toh hari ini masih dimaki-maki masyarakat," kata Tjahjo di kantornya, Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Baca selengkapnya di sini: Tjahjo Kumolo Curhat Pemerintah Dimaki Gara-gara Corona
Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masuk ke dalam kandidat calon Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara baru. Peluang Ahok disebut-sebut paling besar di antara kandidat lainnya.
Mulai dari Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, dan Dirut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana menjadi saingan Ahok dalam daftar kandidat pemimpin ibu kota baru.
Namun, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan justru menepis anggapan Ahok jadi calon kuat pimpinan ibu kota baru. Dia cenderung menilai peluang Ahok tidak banyak untuk menjadi pimpinan ibu kota baru.
"Nggak lah saya kira. Siapa bilang," kata Luhut ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020).
Baca selengkapnya di sini: Luhut Tepis Ahok Calon Kuat Pemimpin Ibu Kota Baru