Sebelumnya Sri Mulyani pernah menjelaskan Skenario yang dibuat Kementerian Keuangan juga memasukkan aspek dampak ke perdagangan internasional, penurunan harga minyak mentah dunia, penerbangan, okupansi kamar hotel, ketersediaan bahan pokok dan kesehatan, hingga terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), serta terjadi lokcdown.
Menurut Sri Mulyani kalau semua aspek terjadi, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level 2,5% bahkan di level 0%.
Skenario perdagangan internasional dengan RRT dan negara lain, dan penerbangan dan hotel dan konsumsi RT dan terutama konsumsi bahan pokok dan kesehatan . Kemungkinan terjadi disrupsi tenaga kerja dan pengurangan tenaga kerja.
"Jika masalah jauh lebih berat dan durasi COVID lebih dari 3-6 bulan dan terjadi lockdown dan perdagangan internasional drop di bawah 30%, sampai dengan tadi beberapa penerbangan drop 75% hingga 100%, maka skenario bisa menjadi lebih dalam pertumbuhan ekonomi bisa 2,5-0%," jelasnya.
(hek/hns)