Penyebaran Corona (Covid-19) berimbas negatif pada bisnis bus. Kondisi paling parah dialami oleh pengusaha bus pariwisata.
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan menjelaskan pada Februari masih ada bus pariwisata yang beroperasi walaupun turun signifikan. Lalu pada akhir bulan tersebut berhenti total.
"Nah yang menarik lagi bus pariwisata itu mulai tidak beroperasi dari akhir Januari. Februari itu yang beroperasi itu tinggal 30%. Akhir Februari awal Maret itu seluruh Dinas memberikan instruksi untuk tidak melakukan perjalanan, study tour, dan lain-lain, itu habis," kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (26/3/2020).
Perusahaan otobus yang bergerak di sektor pariwisata pun tidak tahu bagaimana nasib mereka ke depannya. Posisi mereka saat ini belum bisa dikatakan bangkrut atau gulung tikar. Mereka pun bertahan dengan kemampuan yang ada saat ini karena tidak ada lagi pemasukan.
"Benar-benar nggak beroperasi. Mereka lebih dulu menangis. Nah ini bukan menunggu ya. Ini mempertanyakan nasib mereka gitu," ujarnya.
Baca juga: Akhirnya Driver Ojol Dapat BLT dari Jokowi |
Pengusaha bus berharap banyak dari pemerintah untuk menolong nasib mereka di tengah ancaman virus corona terhadap kegiatan usaha.
"Nah ini yang kami mohon pemerintah juga tolong bijak terhadap pelaku usaha transportasi yang khususnya berbasiskan bus ini. Seluruh lah, baik angkutan kota, angkutan kota antar provinsi, angkutan bus pariwisata," tambahnya.
(toy/ang)