Pelatihan Kartu Pra Kerja yang tersedia secara online dikritik banyak pihak lantaran semua materinya bisa diakses melalui YouTube secara gratis. Pemerintah dinilai tidak perlu menggelontorkan Rp 1 juta untuk memberikan pelatihan tersebut.
Hal itu dibantah oleh Direktur Kemitraan dan Komunikasi Manajemen Pelaksana Pra Kerja, Panji Winanteya Ruky. Menurutnya, pelatihan di program Kartu Pra Kerja telah memiliki standar yang jelas.
"Kalau ada pelatihan serupa meski tidak mungkin sama karena pelatihan-pelatihan itu ada standarnya, ada silabus, tenaga pengajar dan sertifikat. Jadi tidak sekadar menonton seperti di YouTube sebagaimana yang dibilang," kata Panji melalui telekonferensi, Kamis (23/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mempersilakan masyarakat memilih jenis pelatihan sesuai dengan kebutuhannya. Saat ini sendiri sudah ada 1.500 pelatihan beragam mulai dari tingkat ringan sampai yang berat.
"Karena pilihan ada di masyarakat dan masyarakat sendiri yang akan menimbang dan menggunakan kebijakan itu. Tugas pemerintah adalah menyediakan pilihan sebesar-besarnya," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Ketenagakerjaan Kemenko Perekonomian, Yulius menambahkan jika pemilihan pelatihan telah melalui proses seleksi dari mitra platform.
"Yang kami lihat adalah manfaatnya, jadi itu sudah di-screening oleh lembaga dan platform," ujarnya.
Simak Video "Video: Momen Mensos Ipul-Seskab Teddy Tinjau Sekolah Rakyat Jelang Dibuka"
[Gambas:Video 20detik]