Sementara Asisten Deputi Ketenagakerjaan Kemenko Perekonomian, Yulius mengatakan pemerintah tidak menjamin peserta program Kartu Pra Kerja langsung mendapat pekerjaan setelah melakukan pelatihan.
Yulius mengatakan, peserta akan sulit mendapat kerja jika males-malesan setelah ikut pelatihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya nggak juga dijamin (kerja). Kalau ternyata setelah ikut pelatihan males-males ya nggak dijamin juga (dapat kerja)," kata Yulius melalui telekonferensi, Kamis (23/4/2020).
Selain itu, Yulius bilang, daya serap tenaga kerja ditentukan oleh investasi. Jika semakin tinggi investasi maka daya serap tenaga kerja juga akan semakin tinggi.
"Jadi semakin tinggi investasinya maka daya serapnya akan semakin tinggi. Jadi lapangan kerja itu ditentukan oleh investasi bukan dari pelatihan. Tentunya kalau investasi naik, kebutuhan tenaga kerjanya naik," ucapnya.
Masyarakat Indonesia juga dinilai harus lebih meningkatkan kualifikasi agar tidak kalah dengan asing. Dengan adanya pelatihan di Kartu Pra Kerja, diharapkan masyarakat betul-betul dapat memanfaatkan peluang untuk meningkatkan skill.
"(Jika) kualifikasi masyarakat Indonesia tidak memadai, tidak sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja, tentunya akan diisi oleh masyarakat luar yaitu masyarakat dari asing karena kualifikasi kita memang tidak ada. Misalnya mengelas di bawah air, itu nggak ada padahal di industri sangat dibutuhkan," ucapnya.
Simak Video "Video: Momen Mensos Ipul-Seskab Teddy Tinjau Sekolah Rakyat Jelang Dibuka"
[Gambas:Video 20detik]
(eds/eds)