Kisah itu dilansir dari sebuah artikel berita Washington Post yang diterbitkan pada 14 Mei 2020. Pemakaman itu berada di desa Ciletuh Hilir.
Kepala Desa setempat, Djaja Mulyana membuat sebuah katalog yang berisi keluhan tentang pembangunan proyek properti yang ada di wilayahnya. Isinya beragam, mulai dari tudingan penipuan, janji yang tak ditepati dan keluhan kehilangan mata pencaharian lantaran terancam tergusur.
Baca selengkapnya di sini: Polemik Penggusuran Makam di Mega Proyek Properti MNC-Trump