Punya Startup dan Mau Dilirik Investor? Ini Tipsnya

Punya Startup dan Mau Dilirik Investor? Ini Tipsnya

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 05 Jun 2020 15:30 WIB
Ilustrasi investor saham
Foto: Ilustrasi: Luthfi Syahban
Jakarta -

Keberlangsungan hidup startup sangat tergantung dari suntikan modal investor. Kebanyakan dari mereka belum bisa meraup keuntungan untuk menjalankan operasionalnya.

Memang butuh waktu yang lama bagi startup untuk bisa menghasilkan keuntungan. Namun saat ini cukup banyak investor baik individu maupun perusahaan yang rela menyuntikkan modal ke startup untuk 'dibakar' uangnya. Tapi untuk memikat investor bukan perkara mudah.

Pendiri Indies Capital dan AC Ventures, Pandu Patria Sjahrir mengaku memiliki cara tersendiri untuk memilih startup yang hendak disuntik modal. Dia cenderung melihat dari segi personal ketimbang aplikasinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya lebih cenderung melihat ke orangnya. Ya oke masuk akal sebelum investasi kita melihat aplikasinya, tapi balik ke manusianya juga. Karena mau sebagus apapun aplikasinya, tapi kalau karakter orangnya nggak pas ya buat saya enggak," tuturnya saat berbincang dengan detikcom.

Untuk memilih pemilik aplikasi, Pandu menganut penilaian bibit-bebet-bobot. Seperti memilih jodoh untuk anak, Pandu melihat mulai dari latar belakang hingga karakter founder startup tersebut. Bahkan dia menilai dari sekolah yang pernah ditempuh.

ADVERTISEMENT

"Pertama kita melihat track record orang itu bagaimana, baik saat sekolah dan tempat kerjanya. Sekolahnya dimana, bagus apa enggak. Kalau performance sekolahnya bagi pasti orangnya rajin. Lalu waktu dia kerja bagaimana, kalau terus mencapai top performance berarti dia rajin," ujarnya.

Tak hanya founder, Pandu juga melihat dari sisi co-founder dan timnya. Menurutnya startup yang bisa berkembang memiliki tim yang saling mengisi satu sama lain.

"Kemudian melihat karakter mereka, ini lebih susah karena harus sering ketemu," tuturnya.

Berlanjut di halaman berikutnya.

Untuk karakter, Pandu akan menilai dari bagaimana cara pemilik startup itu menyelesaikan masalah. Selain itu dia juga menilai dari kegigihan dan kerendahan hati si founder.

"Makanya saat pandemi COVID-19 ini bagus sebenarnya, saya bisa melihat karakter masing-masing founder. Kedua orangnya gigih atau tidak, kegigihan itu penting. Ketiga orangnya rendah hati nggak, itu yang paling penting tuh kalau sombong di Indonesia susah. Jadi sebenarnya simpel," tuturnya.

Pandu mengaku pernah berinvestasi pada salah satu startup. Lalu si founder ternyata memiliki karakter yang keras. Alhasil dia memilih untuk mengganti founder demi menyelamatkan perusahaan startup tersebut.

"Jadi ada 1 perusahaan founder-nya waktu ada susah reaksinya malah negatif waktu kita omongin. Tapi karena itu menyakitkan perusahaan yang kita invest, terpaksa founder-nya yang kami ganti dan sekarang perusahaannya lebih baik," tuturnya.

Pandu Patria Sjahrir, merupakan salah satu pemilik modal Indonesia sangat tertarik investasi di perusahaan rintisan. Meski dikenal sebagai Direktur PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), ternyata dia sudah menjadi investor perusahaan startup selama 7 tahun.

Lewat perusahaan besutannya Indies Capital dan AC Ventures sudah menyuntikan modal kurang lebih ke 70 perusahaan startup, nilai investasinya bisa mencapai US$ 100 juta. Beberapa startup yang didanai oleh Pandu melalui AC Ventures adalah WarungPintar, Wahyoo, Aruna, Waste4Change, Xurya, Paxel, Akseleran.

Dia juga diketahui sebagai Presiden Komisaris SEA Group (dulunya Garena) untuk wilayah Indonesia yang menaungi Shopee. Pandu juga diketahui sebagai salah satu anggota Dewan Komisaris Go-Jek dan juga Bukalapak.



Simak Video "PLN Startup Day 2025: Jembatan Startup Wujudkan Energi Masa Depan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads