Ngeri! Begini Ramalan Ekonomi Dunia Versi Lembaga Internasional

Ngeri! Begini Ramalan Ekonomi Dunia Versi Lembaga Internasional

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 11 Jun 2020 18:30 WIB
Deretan Negara yang Kebijakan Ekonominya Keren dalam Hadapi Corona

Pandemi Corona membuat perekonomian di berbagai negara mengalami krisis global. Ada beberapa negara yang telah menerapkan strategi ekonominya dengan matang. Seperti Australia, Malaysia, Singapore dan Jepang.
Foto: Getty Images/Carl Court
Jakarta -

Beberapa lembaga internasional sudah menerbitkan proyeksi laju pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2020. Lembaga internasional tersebut mulai dari International Monetary Fund (IMF), World Bank (Bank Dunia), dan yang baru-baru ini OECD atau Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan.

Angka proyeksi yang dikeluarkan lembaga internasional ini merupakan dampak dari pandemi virus Corona alias COVID-19. IMF menyampaikan jika dunia sudah memasuki gerbang krisis ekonomi yang parah. Negara-negara harus berupaya sekuat tenaga untuk mengatasi pandemi yang telah menelan ratusan ribu korban jiwa dan jutaan orang yang diputus hubungan kerjanya.

Menurut IMF pandemi kali ini selain menimbulkan krisis kesehatan juga turut membuat krisis ekonomi dan pasar keuangan. Mereka menguji ketahanan ekonomi negara dan bank sentral yang berupaya sekuat mungkin untuk menjaga sistem keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam laporannya IMF juga memperingatkan jika kepercayaan konsumen akan merosot. Perusahaan dan rumah tangga saat ini dapat mengubah kebiasaan misalnya dengan mengurangi masalah pada rantai pasok.

Pasalnya investasi-investasi yang berkurang akibat krisis dapat meninggalkan luka mendalam untuk para pelaku bisnis.

ADVERTISEMENT

Untuk menyembuhkan luka tersebut, pemerintah dan seluruh masyarakat harus berupaya bekerja sama untuk menekan penyebaran virus dan mendukung pengembangan penelitian vaksin.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan negara-negara yang tergabung dalam G20 menggelar pertemuan secara virtual untuk membahas perekonomian global di tengah pandemi virus corona.

"Tadi pagi sudah ada 186 negara, sekarang hampir tidak ada negara yang terbebas dari Covid-19, dengan berkembangnya luar biasa dan ganas," jelas Sri Mulyani dalam teleconference, Jakarta, Selasa (24/3/2020).

Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani mengatakan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memproyeksikan ekonomi global tahun ini akan negatif. Semua ini disebabkan oleh penyebaran virus corona di seluruh dunia.

"Di dalam pembukaannya Managing Director IMF menyampaikan tahun 2020 proyeksi ekonomi global akan negatif, ini jauh lebih rendah dari yang dibayangkan di atas 3%" jelasnya.

Proyeksi Bank Dunia

Bank Dunia (World Bank/WB) memprediksi pertumbuhan ekonomi global -5,2% selama tahun 2020. Hal ini dikarenakan dampak dari pandemi virus Corona alias COVID-19 yang menyebar secara masif.

Bank Dunia menilai penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut akan menjadi resesi yang paling dalam sejak perang dunia kedua. Bahkan resesi akibat COVID-19 merupakan pertama sejak 1870 yang dipicu oleh pandemi.

"Resesi COVID-19 cenderung menjadi yang terdalam di negara maju sejak perang dunia kedua dan kontraksi output pertama di negara berkembang dalam enam dekade terakhir," kata Direktur Prospek Grup Bank Dunia, Ayhan Kose yang dikutip, Selasa (9/6/2020).

Aktivitas ekonomi di negara-negara maju diperkirakan menyusut 7% selama 2020 lantaran permintaan dan penawaran, perdagangan, dan keuangan sangat terganggu. Misalnya ekonomi Amerika Serikat (AS) akan berkontraksi 6,1% di tahun ini. Sementara kawasan Eropa diperkirakan menyusut 9,1%, sedangkan negara maju lainnya seperti Jepang diperkirakan menyusut 6,1%.

Sementara pasar dan ekonomi negara berkembang (EMDE's) diperkirakan berkontraksi 2,5% di tahun 2020. Ini merupakan kontraksi pertama sejak 60 tahun dan terjadi penurunan pendapatan per kapita sekitar 3,6%, sehingga berpotensi meningkatkan angka kemiskinan.

Proyeksi OECD

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memprediksi laju pertumbuhan ekonomi dunia akan terkontraksi atau minus 6-7,6% selama tahun 2020. Prediksi ini juga berdasarkan dari ancaman penularan virus Corona.

Berdasarkan laporan OECD economy outlook edisi Juni 2020 yang dikutip, Kamis (11/6/2020), jika penyebaran COVID-19 hanya terjadi satu kali saja maka ekonomi dunia akan di level -6%. Sedangkan jika ada gelombang kedua maka ekonomi dunia akan di level -7,6% pada tahun ini.

Proyeksi OECD ini jauh lebih rendah dibandingkan angka World Bank atau Bank Dunia yang berada di level -5,2%. Perekonomian dunia tahun ini dinilai menjadi yang terendah sejak 1930.

Pada skenario pertama atau ekonomi mampu menghentikan penyebaran COVID-19, maka pertumbuhan ekonomi akan -6% dengan tingkat pengangguran global tumbuh 9,2%, sementara untuk perdagangan internasional akan -9,5%.

Sedangkan pada skenario kedua atau ekonomi dunia terdampak gelombang kedua penyebaran COVID-19 maka angka pertumbuhannya ada di level -7,6%. Angka ini diikuti oleh peningkatan angka pengangguran global sebesar 10%, dan perdagangan internasional -11,4%.

Oleh karena itu, OECD menilai dibutuhkan kebijakan yang fleksibel dan cepat untuk mengatasi ketidakpastian dari COVID-19. Bahkan, OECD menilai diperlukan strategi khusus di masing-masing sektor agar kinerjanya tetap terjaga.



Simak Video "Video Kabar Buruk dari Sri Mulyani Tentang Ekonomi Global"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads