Maskapai pelat merah Garuda Indonesia sudah menetapkan kapasitas maksimal penumpang di pesawat 63%. Menurut Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra, langkah ini perlu dilakukan demi meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk tetap bepergian menggunakan pesawat Garuda.
Dengan ketentuan tersebut, Irfan menegaskan Garuda tak akan memaksakan diri untuk memenuhi kapasitas pesawat hingga 100%. Menurutnya, hal ini justru dapat 'membunuh' kepercayaan masyarakat untuk naik pesawat melihat situasi pandemi virus Corona (COVID-19).
"Kalau kita ngotot mau ngisi 100%, saya sampaikan ke teman-teman di penerbangan, jangan ngotot 100% lah. This is not about us, ini bukan persoalan kita ngotot dengan teman-teman di Departemen Perhubungan. Begitu ini krisis 100%, dempet-dempetan di pesawat, yang terjadi masyarakat nggak confident dengan transportasi udara," ujar Irfan dalam webinar Studium Generale Binus University, Selasa (16/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Garuda Batasi Kapasitas Penumpang Hanya 63% |
Apabila masyarakat sudah tak percaya untuk naik pesawat, pada akhirnya proses pemulihan maskapai yang sudah tertekan dampak Corona akan berlangsung lebih lama, bahkan menyebabkan maskapai mati suri.
"Kalau masyarakat nggak confident apa yang terjadi? Recovery process kita yang menurut banyak analis penebangan 2-3 tahun ini makin panjang. Dan kalau recovery nggak cukup, survival mood kita makin nambah. Dalam teori apa pun survival mood itu nggak bisa lama-lama, itu sudah dying, mati suri kalau lama-lama," jelas Irfan.
Simak Video "Video: Permintaan Tiket Penerbangan Turun Imbas Efisiensi Anggaran Pemerintah"
[Gambas:Video 20detik]