Prediksi Airlangga: Ekonomi RI Kuartal II Minus 3%

Prediksi Airlangga: Ekonomi RI Kuartal II Minus 3%

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 19 Jun 2020 11:51 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: Syailendra Hafiz Wiratama
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan minus 3%. Pertumbuhan negatif tersebut disebabkan oleh adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menghambat berbagai kegiatan ekonomi.

"Kalau kita lihat di kuartal pertama Indonesia masih positif. Tapi memang di kuartal kedua dengan adanya PSBB, Indonesia diprediksi masuk di dalam jalur minus sekitar 3%," kata Airlangga dalam diskusi virtual HIPMI, Kamis (18/6/2020) malam.

Di kuartal I tahun 2020, dari sisi konsumsi (demand) yang membuat kontraksi adalah konsumsi yang pertumbuhannya turun dari biasanya di atas 5% (5,3% di kuartal I tahun 2019) menjadi 2,7%. Kemudian investasi tumbuh 1,7%, lalu konsumsi pemerintah masih menunjang dalam bentuk belanja negara melalui anggaran yaitu tumbuh sebesar 3,7%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara dari sisi dunia usaha (supply), sektor manufaktur ada di 2,1% dan perdagangan di 1,6%. Paling anjlok ada di sektor pertanian ada di 0%.

"Jadi pertanian ini menjadi perhatian untuk kembali bisa menopang di saat ekonomi seperti ini. Di bulan Juni-Juli akan ada panen raya, maka sektor ini diharapkan bisa membuat kuartal III-2020 tidak terlalu turun, apalagi didukung adanya new normal," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian jika dilihat dari segi ekspor impor, neraca ekspor turun dan yang bisa menahan penurunan adalah sektor industri pengolahan.

"Mining mengalami penurunan, kemudian oil and gas. Dari segi impor, konsumsi juga menurun banyak, bahan baku turun. Lalu yang menjadi catatan adalah capital juga turun, itu berarti investasi turun dan penciptaan lapangan terbatas," jelasnya.

Dari sisi penerimaan pajak sektoral, sektor pertambangan, transportasi, konstruksi atau real estate, perdagangan, manufaktur, serta keuangan mengalami penurunan.

"Jika sektor keuangan sudah terdampak, itu berarti membutuhkan langkah-langkah koordinasi pemerintah bersama BI dan OJK secara cepat. Dengan catatan, cepat dan tidak tersandung oleh aparat hukum," tegasnya.

Tetapi, Airlangga bilang, ekonomi Indonesia relatif positif dibanding negara maju seperti Amerika Serikat (AS) yang minus 9,7%, Inggris minus 15%, Jerman minus 11% dan Prancis yang minus 17%. Ekonomi Indonesia di 2020 diprediksi masih di jalur positif.

"Menurut proyeksi IMF (Indonesia) akan tumbuh 0,5% dan menurut World Bank diperkirakan tidak tumbuh 0%. Kalau kita praktis seluruh negara yang merah itu sudah masuk resesi dan kalau kita melihat di kuartal pertama Indonesia masih positif," ujarnya.



Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads