Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan minus 3%. Pertumbuhan negatif tersebut disebabkan oleh adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menghambat berbagai kegiatan ekonomi.
"Kalau kita lihat di kuartal pertama Indonesia masih positif. Tapi memang di kuartal kedua dengan adanya PSBB, Indonesia diprediksi masuk di dalam jalur minus sekitar 3%," kata Airlangga dalam diskusi virtual HIPMI, Kamis (18/6/2020) malam.
Di kuartal I tahun 2020, dari sisi konsumsi (demand) yang membuat kontraksi adalah konsumsi yang pertumbuhannya turun dari biasanya di atas 5% (5,3% di kuartal I tahun 2019) menjadi 2,7%. Kemudian investasi tumbuh 1,7%, lalu konsumsi pemerintah masih menunjang dalam bentuk belanja negara melalui anggaran yaitu tumbuh sebesar 3,7%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara dari sisi dunia usaha (supply), sektor manufaktur ada di 2,1% dan perdagangan di 1,6%. Paling anjlok ada di sektor pertanian ada di 0%.
"Jadi pertanian ini menjadi perhatian untuk kembali bisa menopang di saat ekonomi seperti ini. Di bulan Juni-Juli akan ada panen raya, maka sektor ini diharapkan bisa membuat kuartal III-2020 tidak terlalu turun, apalagi didukung adanya new normal," ucapnya.
Kemudian jika dilihat dari segi ekspor impor, neraca ekspor turun dan yang bisa menahan penurunan adalah sektor industri pengolahan.
"Mining mengalami penurunan, kemudian oil and gas. Dari segi impor, konsumsi juga menurun banyak, bahan baku turun. Lalu yang menjadi catatan adalah capital juga turun, itu berarti investasi turun dan penciptaan lapangan terbatas," jelasnya.
Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]