Mufti juga meminta pemerintah untuk mengoptimalkan aspek-aspek yang menguntungkan Indonesia dalam kerangka IA-CEPA, seperti peningkatan peluang ekspor ke Negeri Kanguru tersebut, meski harus diakui akan sangat sulit membuat neraca perdagangan dengan Australia menjadi positif.
"Neraca dagang Indonesia dengan Australia selalu defisit. IA-CEPA juga akan tetap sulit membuat kita positif dengan Australia. Tapi setidaknya kita harus optimalkan beberapa kemudahan ekspor, seperti otomotif meski sangat terbatas," ujarnya.
"Kuncinya ada pada terobosan pemerintah yang mengintegrasikan dari hulu ke hilir. Misalnya soal komoditas pertanian, harus fokus mulai insentif kepada petani, efisiensi produksi, hingga strategi ekspor. Kalau hanya business as usual, ya kita akan terus dihajar produk impor dari Australia tanpa bisa memanfaatkan IA-CEPA ini untuk mengakselerasi ekspor," pungkas Mufti.
(dna/dna)