Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara merespons laporan Fitch Rating yang mempertahankan peringkat utang jangka panjang Indonesia pada BBB (investment grade) dengan outlook stabil. Sri Mulyani mengatakan pemerintah tetap mengedepankan sikap kehati-hatian pada setiap kebijakan yang diambil dalam penanganan COVID-19.
"Meski extraordinary, namun pemerintah tetap memiliki kerangka kebijakan ekonomi makro-mikro sektoral itu seluruhnya dijaga secara hati-hati," kata Sri Mulyani dalam video conference, Jakarta, Senin (10/8/2020).
Dalam laporannya, Fitch menyoroti kebijakan pembiayaan yang dilakukan pemerintah selama tiga tahun ke depan. Skema pembiayaan ini melebarkan defisit anggaran di atas 3%. Fitch juga menyoroti skema burden sharing atau berbagai beban antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan selama penanganan COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini memastikan langkah pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan dilakukan sesuai rambu-rambu yang berlaku.
"Kita jelaskan langkah-langkah yang kita lakukan, kemudian kita jelaskan langkah-langkah extraordinary, burden sharing, ini masih dalam rambu-rambu internasional prudent dan fair, dilakukan sesuai kebutuhan atau elemen, tidak ugal-ugalan yang gambarkan mencetak uang mudah dan gunakan dengan tidak bertanggung jawab," terang Sri Mulyani.
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan Afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB dengan outlook stabil merupakan bentuk pengakuan Fitch, sebagai salah satu lembaga pemeringkat utama dunia, atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga di tengah pandemi COVID-19 yang menekan perekonomian global. Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus bersinergi dengan Pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional," ujar Perry dalam keterangan tertulis BI, Senin 10 Agustus 2020.
Perry menambahkan Indonesia telah mengambil berbagai kebijakan baik di sisi fiskal, moneter, maupun sistem keuangan secara berhati-hati dan terukur untuk mengatasi dampak COVID-19 terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Dalam kaitan ini, berbagai indikator menunjukkan bahwa stabilitas makroekonomi masih terjaga sehingga turut mendukung ketahanan ekonomi nasional. Inflasi pada Juli 2020 tercatat 1,54% (year-on-year) dan diperkirakan akan berada dalam kisaran sasaran inflasi 3%+1% untuk keseluruhan 2020.
"Defisit transaksi berjalan triwulan II 2020 diprakirakan tetap rendah dan investasi portofolio asing kembali mencatat net inflows. Sejalan dengan itu, nilai tukar Rupiah secara point to point menguat 14,4% pada triwulan II 2020. Cadangan devisa pada akhir Juli 2020 meningkat menjadi US$ 135,1 miliar atau setara dengan pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah." papar Perry.
Pengin tahu penilaian Fitch? Langsung klik halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Sri Mulyani Sebut APBN Bulan Mei Defisit Rp 21 T"
[Gambas:Video 20detik]