Erick Thohir Buka-bukaan soal Imunisasi Massal Vaksin Corona di 2021

Erick Thohir Buka-bukaan soal Imunisasi Massal Vaksin Corona di 2021

Hendra Kusuma - detikFinance
Minggu, 16 Agu 2020 09:00 WIB
Upaya untuk memproduksi vaksin virus Corona terus dilakukan. Gedung 43 pun rencananya akan dijadikan tempat produksi vaksin COVID-19 di Bandung.
Foto: Yudha Maulana
Jakarta -

Pemerintah menargetkan imunisasi massal vaksin Corona berlangsung di 2021. Saat ini pemerintah sedang melakukan uji klinis tahap III dan diharapkan vaksin ini akan diproduksi kuartal I-2021 (Januari-Maret).

Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Erick Thohir mengatakan imunisasi massal vaksin Corona dilakukan dalam rangka memulihkan ekonomi nasional.

Sebelum masuk pada rencana imunisasi massal, Erick mengaku pemerintah akan menjaga masyarakat sehat dan produktif melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang dianggarkan Rp 695,2 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah ini berjalan, tetap kita menjalankan yang namanya stimulus ekonomi, dan yang namanya penemuan vaksin yang nantinya diharapkan di awal tahun depan imunisasi massal," kata Erick dalam video conference FMB9, Jakarta, Sabtu (15/8/2020).

Anggaran Rp 695,2 triliun ini dialokasikan untuk sektor kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial Rp 203,90 triliun, insentif usaha Rp 120,61 triliun, UMKM sebesar Rp 123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp 53,57 triliun, dan sektoral kementerian/lembaga (k/L) serta pemda sebesar Rp 106,11 triliun.

ADVERTISEMENT

Erick juga meminta pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia lebih bersabar menunggu perekonomian nasional tumbuh kembali seperti sebelum adanya Corona. Prioritas pemerintah saat ini ada tiga, yaitu Indonesia sehat, Indonesia bekerja, dan Indonesia tumbuh. Ketiga prioritas ini harus dijalankan sesuai urutannya, yaitu dimulai dengan mengatasi masalah kesehatan.

"Makanya saya ketemu Kadin, kami sampaikan sabar karena setelah ini dilakukan baru kita bicara Indonesia tumbuh," jelasnya.

Menurut Erick, jika masalah kesehatan bisa ditangani, ekonomi akan bangkit dengan sendirinya meskipun pada kuartal II-2020 ekonomi nasional minus 5,32%. Akan tetapi Erick mengatakan realisasi tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Dia menyebut Malaysia minus 17,1%, Singapura minus 12,6%, Filipina minus 16,5%.

"Kebijakan Presiden nggak lockdown Indonesia itu tepat. Jadi kita juga nggak usah debat lagi," ungkapnya.

Sebelumnya, Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma, Neni Nurainy mengatakan saat ini vaksin Corona sedang uji klinis tahap III. Dalam tahap ini sedang diujicobakan pada 1.620 manusia yang menjadi relawan dan akan dilihat dari efek samping yang ditimbulkan.

"Mitra dengan Sinovac sudah lulus uji klinik fase I dan fase II. Sekarang kita sudah mulai fase III di 11 Agustus lalu. Uji fase III target populasi 18-59 tahun ini randomize clinical trial. Ada 1.620 relawan dibagi dua menjadi kelompok vaksin dan placebo kemudian pemberiannya 2x selama 14 hari, nanti kita akan lihat efficacy-nya berapa jumlah insiden COVID-19 pada kelompok vaksin dibanding kelompok placebo," kata Neni dalam webinar bertajuk 'COVID-19 dan Prospek Vaksin untuk Indonesia', Jumat (14/8/2020).

Setelah uji klinis, diharapkan pada Januari 2021 Bio Farma sudah bisa mengajukan pendaftaran izin edar kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Nantinya BPOM akan melakukan evaluasi dari uji klinis yang sudah dijalankan.

Jika BPOM mengizinkan, maka vaksin siap dipasarkan dan diedarkan kepada masyarakat untuk menghindari penyebaran Corona.

"Apabila memenuhi persyaratan maka BPOM akan melakukan penggunaan darurat nah ini baru kita bisa komersial di Q1 2021. Artinya dari Januari ke Maret itu adalah jeda kita untuk bisa memproduksi dan siap kita pasarkan," terangnya.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads