Nggak Perlu Panik! Lakukan 5 Hal Ini Biar Kuat Hadapi Resesi

Nggak Perlu Panik! Lakukan 5 Hal Ini Biar Kuat Hadapi Resesi

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 20 Agu 2020 18:20 WIB
SINGAPORE - DECEMBER 05: Tourists ride the river boat along Boat Quay on December 5, 2013 in Singapore. The riverside at Boat Quay, Clarke Quay and Robertson Quay are decorated with Christmas decorations and will also feature interactive Christmas themed events and activities during the Christmas by the River event which runs from 15 November 2013 to 22 December 2013. (Photo by Suhaimi Abdullah/Getty Images For Singapore River One)
Foto: Suhaimi Abdullah
Jakarta -

Pemerintah berusaha keras agar ekonomi Indonesia tidak minus lagi pada kuartal 3. Sebab, jika dua kuartal berturut-turut ekonomi minus, Indonesia masuk jurang resesi.

Sebelumnya pada kuartal 2, ekonomi minus 5,32%. Seiring dengan upaya pemerintah tersebut, ada baiknya masyarakat mulai melakukan beberapa hal ini buat jaga-jaga jika resesi menjadi kenyataan.

Apa saja yang mesti dilakukan?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Mulai kencangkan ikat pinggang

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan selama pandemi harus berhemat untuk menyiapkan dana darurat paling tidak untuk 3 bulan selama resesi.

ADVERTISEMENT

"Masyarakat harus kencangkan ikat pinggang untuk pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu misalnya ke tempat wisata, restoran dan sebagainya terutama bagi masyarakat yang beberapa bulan ini mengalami penurunan pendapatan. Tapi bagi masyarakat yang tidak terpengaruh saya kira konsumsi biasa saja, tapi yang mengalami penurunan saya kira harus mengencangkan ikat pinggang," kata Tauhid kepada detikcom, Selasa (18/8/2020).

2. Alokasikan dana darurat

Agar bisa bertahan saat resesi masyarakat harus bisa membuat pertahanan finansialnya masing-masing. Menurut, Perencana Keuangan sekaligus pendiri dari Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini Sutikno yang dimaksud ketahanan finansial adalah kemampuan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari meski tanpa adanya pemasukan atau penghasilan sama sekali.

"Ketahanan finansial itu maksudnya kita mampu untuk bisa bertahan, kita mampu menyediakan kebutuhan dasar kita selama masa resesi tersebut, jadi ketahanan supaya kita merasa aman, aman itu artinya bisa survive melakukan aktivitas sehari seperti makan, minum, listrik, telepon artinya kebutuhan dasar itu kita memiliki cukup dana jika terjadi apa-apa, kita tetap bisa mengaksesnya," ujar Mike kepada detikcom, Rabu (19/8/2020).

Ketahanan finansial yang baik dibarengi dengan cadangan dana yang mumpuni pula. Setidaknya, kata Mike, masyarakat harus punya cadangan dana yang mampu menyokong kehidupan minimal 3-6 bulan ke depan.

"Seharusnya, kalau sudah dengar kabar resesi dari sebulan atau dua bulan lalu atau bahkan awal tahun pandemi masuk ke Indonesia, sebenarnya kita harus sudah cek terlebih dahulu kita punya persediaan dana tunai atau setara dengan tunai, itu cukup atau tidak untuk bisa membuat nafas kita cukup panjang gitu sampai pandemi ini bisa terkendali. Pada umumnya, sekitar 3-6 bulan harus punya ya," sambungnya.

3. Simpan duit di instrumen yang mudah Dicairkan

Cadangan dana yang harus dimiliki pun harus mudah dicairkan dan disimpan dalam instrumen yang tidak fluktuatif. Lebih baik lagi, bila dana yang kita simpan dalam periode tertentu bisa bertambah nilainya seperti deposito.

"Harus likuid ya, tidak fluktuatif dan untung, jadi ketika Anda butuh sewaktu-waktu, nilai pokok dana itu tidak akan berkurang, dan harus kasih keuntungan," kata Mike.

Untuk menyimpan dana cadangan sebaiknya dibagi-bagi ke beberapa instrumen tertentu bisa sebagian ditaruh di bank, deposito atau bisa juga di reksa dana pasar uang (RDPU).

"Untuk dana darurat sebenarnya kombinasi ya jangan ditaruh di tabungan semuanya (bank), kalau taruh di bank khawatir gampang terpakai ya, apalagi sekarang zamannya online, jadi perlu kombinasi bisa di deposito, reksa dana pasar uang," tuturnya.

4. Bagi duit cadangan ke instrumen berbeda-beda

Namun, bila dana pas-pasan, cukup meletakkan dana cadangan tadi ke satu instrumen saja. Bila punya kelebihan dana, bisa dibagi-bagi ke beberapa instrumen, masing-masing sebesar 1/3 total dana yang disimpan menjadi dana cadangan.

"Kalau uang Anda pas-pasan taruh saja di salah satu saja tabungan atau deposito, deposito ada yang Rp 1 jutaan kok, kalau memang ada kelebihan baru bisa kombinasi lainnya, tabungan sepertiganya, deposito sepertiganya, pasar uang sepertiga, semuanya tadi setara tunai, likuid, dan tidak fluktuatif," tambah Mike.

Emas, tidak bisa dimasukkan menjadi instrumen penyimpanan yang aman, karena kata Mike, nilainya terlalu fluktuatif, tidak terprediksi kapan naik dan turunnya.

"Menurut saya emas itu tidak cocok ya, karena emas itu fluktuatif, dia hanya cocok untuk jangka menengah dan panjang, misal Anda belinya di Rp 800 ribu, dan saat butuh buy back-nya masih Rp 700 ribu, kan rugi," imbuhnya.

5. Mulai cari penghasilan Tambahan

Untuk para korban PHK yang baru mau memulai mengumpulkan dana darurat, hal pertama yang harus dilakukan segera tentunya berhemat atau memotong pengeluaran. Lalu, setelah itu menambah sumber penghasilan.

"Jika Anda sudah tidak punya sumber penghasilan atau pendapatan, maka dana yang ada harus betul-betul digunakan sehemat mungkin, kalau tadinya hanya cukup 1-2 bulan, gimana caranya dana harus cukup sampai 2-3 bulan, jadi di double, jadi dipotong pengeluaran kita setengahnya, itu yang ekstrem," terang Mike.

Kiat menghemat ini, alangkah baiknya mulai diterapkan juga bagi mereka yang masih memiliki sumber penghasilan. Lalu, selain itu, penting juga untuk menambah sumber penghasilan baik yang jadi korban PHK maupun yang masih bekerja atau punya usaha.

"Kalau penghasilannya awalnya tutup, mungkin karena kena PHK atau usaha terdampak COVID-19, ini gimana caranya, ya harus menciptakan penghasilan baru, yang kena PHK bisa bekerja kembali kalau masih memungkinkan fisiknya dan kalau bisa dapat pekerjaan, kalau tidak ya ciptakan pekerjaan sendiri, ciptakan bisnis, seperti pekerja paruh waktu disesuaikan dengan skill kita, demikian pun bisnis jangan ikut-ikutan, ciptakan peluang bisnis sendiri," jelas Mike.



Simak Video "Pesan Jokowi ke Pemerintah yang Baru: Hati-hati Mengelola Negara"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads