Pemakaian masker jenis scuba yang dipersoalkan pemerintah memukul omzet pedagang masker di Klaten. Para pedagang mengeluhkan omzet jatuh sampai 50 persen.
"Sebelum dipersoalkan, sehari bisa sampai 100 masker scuba. Setelah dipersoalkan akhir- akhir ini paling 30 lembar," ungkap Didik (35) pedagang masker di jalan Yogya-Solo, Kecamatan Ceper pada detikcom, Sabtu (19/9/2020) siang.
Sejak ada yang mempersoalkan masker scuba karena tidak efektif, pembeli semakin sepi. Padahal selama ini masker itu tidak masalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
" Sejak ada COVID kan tidak masalah. Kenapa baru kali ini dipersoalkan sejak banyak pedagang kecil seperti saya ini berjualan," lanjut Didik yang merupakan perantau dari Pringsewu, Lampung itu.
Menurut Didik masker scuba selama ini sudah menjadi favorit masyarakat. Selain harganya hanya Rp 10.000- Rp 8.000 per lembar juga praktis. Menurut Didik masker scuba praktis jadi paling banyak dipakai orang, namun setelah dipersoalkan sehari kadang cuma ada 4- 5 orang membeli.
Didik menambahkan kebijakan pemerintah itu akan membuat ekonomi masyarakat kecil semakin susah. Sebab untuk menjual masker kain berlapis lebih mahal.
"Masker kain lapis tiga tentu nanti harganya lebih mahal. Apalagi masker kesehatan jelas tidak mungkin dijual eceran karena beli harus satu blok sehingga perlu modal lagi," kata Didik.
Langsung klik halaman selanjutnya.
Simak Video "Video KuTips: Tameng Buat Para Bikers Lawan Polutan di Jalanan"
[Gambas:Video 20detik]