Berbeda dengan Suluh, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, meyakini harga emas di Indonesia bisa kembali di bawah Rp 900.000/gram. Pasalnya, jikalau Biden menang, Partai Republik Trump masih akan mendominasi pemerintahan lewat Senat dan Kongres. Sehingga, jika Biden mau menggelontorkan stimulus lebih besar yang bisa membuat harga emas semakin melambung, Partai Republik punya kemungkinan besar menghalanginya.
"Nah dari awal kita tahu bahwa kemungkinan besar Joe Biden memenangkan Pilpres, kemudian bisa menggelontorkan stimulus sebesar US$ 2,2 triliun. Tetapi dengan adanya oposisi yang cukup mayoritas, kemungkinan besar akan berat sekali. Ini yang akan menahan laju penguatan logam mulia di level Rp 1.040.000/gram," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, harga tertinggi emas tak akan tercapai dalam waktu dekat. Apalagi, melihat data historis di mana harga emas tertinggi terakhir di tahun 2011 yakni US$ 1.897,91 per troy ounce (toz).
"Level tertinggi harga emas di 2020 hanya di bulan Agustus yakni US$ 2.090/toz atau Rp 1.040.000/gram. Untuk mencapai lagi kita menunggu 5-9 tahun ke depan. Sehingga walaupun mengalami kenaikan tidak akan bisa mencapai, pencapaian sukses emas di bulan Agustus," imbuh Ibrahim.
Bahkan, ia meyakini harga emas akan tembus di level US$ 1.700/toz, atau Rp 800.000/gram. Namun, hal itu akan terjadi kemungkinan di tahun 2021-2022.
"Kemungkinan besar itu rata-rata nantinya logam mulia itu akan Rp 850.000/gram. Itu yang paling rendah, kemungkinan besar di 2021 itu terjadi. Ya karena ada kemungkinan bahwa logam mulai itu akan di US$ 1.700-an/toz. Itu bukan di tahun 2020, bisa saja di 2021 atau 2022," pungkasnya.
(eds/eds)