Hidup mapan dan berkecukupan tentu menjadi impian mayoritas masyarakat di dunia. Salah satu strategi untuk jadi mapan dan berkecukupan ialah dengan disiplin menabung dan cermat dalam berinvestasi.
Lalu, apakah dengan gaji Rp 5 juta/bulan dibarengi pengeluaran yang juga menggunung bisa disisihkan untuk menabung dan investasi?
Berikut adalah tips perencanaan keuangan dikutip dari lifepal.co.id, Sabtu (7/11/2020) bagi kepala keluarga dengan gaji Rp 5 juta/bulan, dengan satu istri tanpa anak:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sistem Zero Budgeting
Catatlah pengeluaran Anda serinci mungkin. Gunakanlah metode zero budgeting untuk mencatat pengeluaran Anda. Cara mengatur keuangan dengan sistem zero budgeting ini intinya, ketika menerima gaji bulanan, harus langsung dihabiskan.
Pertama, jumlahkan pengeluaran rutin setiap bulan. Pengeluaran terbagi menjadi dua yaitu pengeluaran tetap dan variabel (tidak tetap). Setelah semuanya dijumlahkan, hitung nilai arus kas bersih dari selisih total pendapatan dan pengeluaran.
Jika ada sisanya, segera habiskan saat itu juga dengan mengalokasikannya ke tabungan atau investasi, tidak ke hiburan atau hal yang bersifat konsumtif.
2. Hindari Utang Konsumtif
Utang konsumtif hanya akan menambah pengeluaran pasif Anda serta mengurangi jumlah kekayaan bersih. Tidak ada salahnya berutang, asalkan utang yang Anda miliki adalah utang produktif. Beberapa contoh utang produktif adalah, utang pembelian aset yang tak mengalami depresiasi harga seperti rumah atau logam mulia, maupun utang untuk modal usaha.
Pastikan juga bahwa cicilan utang yang harus dibayarkan setiap bulan, tidak melebihi 35% dari penghasilan Anda.
Bila Anda memutuskan untuk membeli rumah secara kredit, tempatilah rumah tersebut agar rumah baru yang Anda beli menjadi lebih terawat. Pengeluaran kos pun bisa dialihkan ke cicilan rumah.
3. Tambah Penghasilan Bulanan
Patut diketahui, jika Anda merasa sulit mengerem pengeluaran maka ada baiknya untuk menambah penghasilan agar potensi surplus nilai kas bersih Anda menjadi lebih tinggi. Ada dua cara menambah penghasilan bulanan yang harus Anda ketahui.
Pertama tentu saja dengan cara pasif yaitu berinvestasi di instrumen pendapatan tetap lewat setoran dana lump sum (sekali bayar) dalam jumlah besar. Akan tetapi, hal ini tentu bisa mengurangi aset lancar (tabungan, kas, dan setara kas yang dimiliki).
Bila Anda memiliki dana menganggur yang cukup besar di tabungan Anda, sebut saja di atas 30% dari kekayaan bersih, maka tidak ada salahnya untuk mengalokasikan 10% dari dana tersebut ke instrumen deposito atau surat utang negara.
Namun jika tidak ada, maka prioritaskan untuk mencari kerja sampingan atau membuka usaha kecil yang perputaran uangnya cepat. Jika nantinya Anda berhasil memiliki tambahan penghasilan sebesar 5% atau 10% dari penghasilan tetap bulanan Anda, maka alokasikan saja dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan tabungan, investasi, atau asuransi.
4. Sisihkan 10% Gaji Buat Tabungan dan Investasi
Nilai rasio menabung (saving ratio) yang ideal dalam perencanaan keuangan adalah 10% dari total pemasukan bulanan. Bila pemasukan Anda adalah Rp 5 juta, maka usahakan agar besaran tabungan Anda minimal Rp 500 ribu. Lebih dari itu tentu akan sangat baik.
Meski demikian, Anda harus memastikan juga agar penempatan dana sebesar Rp 500 ribu yang Anda investasikan, penempatannya sudah benar.
Adapun prioritas keuangan yang harus Anda capai dalam waktu dekat salah satunya adalah tabungan dana darurat. Dana darurat menjadi kebutuhan proteksi keuangan pertama bagi siapapun, baik yang sudah menikah atau belum.
Mengingat Anda adalah seorang yang berkeluarga, maka ada baiknya untuk menyediakan dana darurat sebesar enam kali pengeluaran bulanan yaitu Rp 3,45 juta x 6 bulan = Rp 20.700.000.
Bila memang Anda belum memiliki tabungan sebesar Rp 20,7 juta, maka alokasikanlah uang sebesar 10% dari penghasilan Anda untuk memenuhi kebutuhan ini terlebih dahulu.
Berlanjut ke halaman berikutnya.