Tingkat konsumsi rumah tangga menjadi salah satu cara mengangkat Indonesia keluar dari jurang resesi. konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB).
Itu artinya, jika konsumsi rumah tangga positif maka ekonomi nasional pun akan pulih kembali. Peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakan kelompok menengah atas alias orang kaya di Indonesia sampai saat ini masih menahan belanja karena khawatir dengan kasus COVID-19 di tanah air.
"Kelompok ini akhirnya menahan untuk melakukan konsumsi, artinya kelompok ini mempunyai privilege untuk tetap di rumah," kata Yusuf saat dihubungi detikcom, Jakarta, Sabtu (14/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat konsumsi rumah tangga berada di level minus 4% pada kuartal III-2020. Angka tersebut membaik dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang minus 5%.
Yusuf mengatakan, kelompok menengah atas atau 20% teratas ini memiliki kontribusi terhadap konsumsi cukup besar yaitu sekitar 40%. Oleh karena itu, kegiatan berbelanja atau berkonsumsi kembali bisa memberikan dampak besar terhadap pemulihan ekonomi nasional.
"Proporsi persentase kelompok ini terhadap total pengeluaran mencapai 40%. Jadi cukup besar untuk kemudian mempengaruhi konsumsi rumah tangga," jelasnya.
Peran orang tajir mendongkrak konsumsi sangat penting. Langsung klik halaman berikutnya.