Perekonomian nasional saat ini butuh bantuan para orang tajir tanah air. Bantuan yang dibutuhkan adalah cukup dengan giat berbelanja. Tujuannya agar ekonomi nasional bisa keluar dari jurang resesi.
Tingkat konsumsi rumah tangga nasional terkontraksi 4,04% pada kuartal III-2020. Meski lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, namun hal tersebut masih perlu ditingkatkan lagi. Mengingat kontribusi konsumsi rumah tangga sekitar 55% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakan kelompok menengah atas alias orang kaya di Indonesia sampai saat ini masih menahan belanja karena khawatir dengan kasus COVID-19 di tanah air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelompok ini akhirnya menahan untuk melakukan konsumsi, artinya kelompok ini mempunyai privilege untuk tetap di rumah," kata Yusuf saat dihubungi detikcom, Jakarta, Sabtu (14/11/2020).
Yusuf mengatakan, kelompok menengah atas atau 20% teratas ini memiliki kontribusi terhadap konsumsi cukup besar yaitu sekitar 40%. Oleh karena itu, kegiatan berbelanja atau berkonsumsi kembali bisa memberikan dampak besar terhadap pemulihan ekonomi nasional.
"Proporsi persentase kelompok ini terhadap total pengeluaran mencapai 40%. Jadi cukup besar untuk kemudian mempengaruhi konsumsi rumah tangga," jelasnya.