Duh Orang Tajir di RI Malas Belanja, Gimana Resesi Mau Cabut?

Duh Orang Tajir di RI Malas Belanja, Gimana Resesi Mau Cabut?

Hendra Kusuma - detikFinance
Minggu, 15 Nov 2020 08:01 WIB
Illustrasi Kartu Kredit dan Belanja Online
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Perekonomian nasional saat ini butuh bantuan para orang tajir tanah air. Bantuan yang dibutuhkan adalah cukup dengan giat berbelanja. Tujuannya agar ekonomi nasional bisa keluar dari jurang resesi.

Tingkat konsumsi rumah tangga nasional terkontraksi 4,04% pada kuartal III-2020. Meski lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, namun hal tersebut masih perlu ditingkatkan lagi. Mengingat kontribusi konsumsi rumah tangga sekitar 55% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakan kelompok menengah atas alias orang kaya di Indonesia sampai saat ini masih menahan belanja karena khawatir dengan kasus COVID-19 di tanah air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kelompok ini akhirnya menahan untuk melakukan konsumsi, artinya kelompok ini mempunyai privilege untuk tetap di rumah," kata Yusuf saat dihubungi detikcom, Jakarta, Sabtu (14/11/2020).

Yusuf mengatakan, kelompok menengah atas atau 20% teratas ini memiliki kontribusi terhadap konsumsi cukup besar yaitu sekitar 40%. Oleh karena itu, kegiatan berbelanja atau berkonsumsi kembali bisa memberikan dampak besar terhadap pemulihan ekonomi nasional.

ADVERTISEMENT

"Proporsi persentase kelompok ini terhadap total pengeluaran mencapai 40%. Jadi cukup besar untuk kemudian mempengaruhi konsumsi rumah tangga," jelasnya.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Reza Yamora Siregar mengatakan peran kelompok menengah atas atau orang tua dalam konsumsi sangat penting dalam pemulihan ekonomi nasional.

Pemerintah menyadari kelompok ini masih rendah tingkat konsumsinya selama pandemi COVID-19.

"Indikator belakangan ini masih menunjukkan keraguan untuk belanja. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, tingkat kepercayaan konsumen masih melemah sampai bulan September," kata Reza.

Dia pun berharap masyarakat yang masuk dalam kelompok menengah atas ini bisa lebih meningkatkan konsumsinya atau berbelanja demi menyelamatkan ekonomi nasional dari jurang resesi.

"Dengan kenaikan level pengangguran, jelas peran sektor menengah ke atas sebagai pendorong konsumsi rumah tangga akan menjadi sangat penting," ungkapnya.


Hide Ads