BLE dapat mempercepat proses logistik sehingga akan mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh pengguna jasa dalam layanan Ship to Ship/Floating Storage Unit. Layanan yang sudah bisa dimanfaatkan adalah pemesanan kapal, pemesanan trucking, sampai dengan proses pembayarannya.
"Kapalnya masih di pelabuhan asal, kita sudah tahu datanya kapan akan mendarat, merapat, unloading dan dia butuh pengangkutan truknya kapan, itu semua ada dalam platform sehingga perusahaan nggak perlu ngetem di depan pelabuhan, sopirnya harus dikasih biaya untuk lembur, nungguin kapal yang belum tahu kapan unloading-nya," ucap Sri Mulyani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya untuk penataan logistik, adanya BLE juga diharapkan dapat menghindari adanya penyelundupan di Selat Malaka, Pesisir Timur, dan Batam. Selain itu diharapkan tidak ada lagi oknum yang mengharapkan imbalan dari adanya proses logistik ini.
"Kalau Indonesia mikirnya kapal datang, diperiksa-periksa Bea Cukai turun meriksa, BP Batam turun meriksa, abis meriksa turun dilamain karena sebetulnya dia minta sesuatu bukannya meriksa, itu kan nggak lucu. Bahkan sebelum meriksa sudah ditempel-tempel oleh berbagai instansi," tuturnya.
Sri Mulyani mengatakan adanya BLE dapat meningkatkan level kompetitif Batam. Pasalnya, selama ini kinerja ekonomi di daerah tersebut masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, dengan adanya BLE diyakini ekonomi daerah akan tumbuh karena banyak investasi masuk.
"PR-nya bagaimana membangun Batam untuk bisa jadi sebuah destinasi investasi yang baik karena sejak 2015 pertumbuhan ekonomi Batam di bawah pertumbuhan ekonomi nasional dan tidak mungkin tumbuh kalau nggak ada investasi," tandasnya.
(aid/ara)