Perdebatan tentang impor beras masih berlanjut sebab dari sisi instansi pemerintah saja masih ada yang beda pandangan. Salah satu yang paling mencolok adalah beda pendapat antara Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas).
Lutfi menilai impor beras diperlukan karena ada kekhawatiran hasil panen raya meleset dari prediksi. Mengingat, selama masa panen raya kali ini yang berjalan selama Maret-April, masih sesekali dibarengi dengan musim hujan. Hal itu, bisa membuat banyak gabah tak bisa distok jadi beras di Perum Bulog. Sebab, Perum Bulog tak bisa menyimpan gabah yang basah.
Namun, di sisi lain, Buwas beranggapan bisa saja impor 1 juta ton beras tahun ini batal. Sebab, menurut prediksi Buwas, panen raya kali ini bisa memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) dalam setahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rincinya begini, Lutfi mengungkapkan stok beras di Perum Bulog saat ini adalah yang terendah sepanjang sejarah. Sampai Maret ini, stok beras di Perum Bulog tak mencapai 500.000 ton. Padahal, seharusnya di Perum Bulog itu tersedia stok antara 1-1,5 juta ton beras setiap tahunnya.
"Stok Bulog kurang dari 1 juta ton. Menurut Dirut Bulog ada beras impor 2018 yang sudah turun mutu. Menurut hitungan saya yang turun mutu dari 2018 itu kira-kira 270.000 ton jumlahnya. Jadi yang sudah dikatakan turun mutu itu 160.000 ton, jadi ada 120.000 ton lagi. Jadi stok akhir Bulog yang kira-kira 800.000 ton dikurangi dengan stok impor 2018 yang 300.000 jadi stok Bulog hanya, mungkin tidak mencapai 500.000 ton. Ini adalah salah satu kondisi stok terendah dalam sejarah Bulog," ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/3/2021).
Sampai saat ini pun, Bulog baru mampu menyerap sekitar 85.000 ton beras dari hasil panen raya. Padahal seharusnya, Bulog harus bisa menyetok 400.000-500.000 ton beras untuk mencapai standar stok ideal 1 juta ton tadi.
Hal inilah yang kemudian jadi pertimbangan Lutfi untuk impor beras yang belakangan heboh diperdebatkan publik. Namun, data Lutfi tersebut berbeda dengan Perum Bulog.
Menurut Buwas, stok beras Bulog per 14 Maret sudah mencapai 883.585 ton yang terdiri dari beras CBP sebanyak 859.877 ton dan beras komersial sebanyak 23.708 ton.
Simak juga video 'Saran Ombudsman untuk Menko Perekonomian dan Bulog soal Impor Beras':
Berlanjut ke halaman berikutnya.