Mudik Dilarang, Rp 1,25 Triliun Bakal Berputar di Jabodetabek

Mudik Dilarang, Rp 1,25 Triliun Bakal Berputar di Jabodetabek

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 07 Mei 2021 16:56 WIB
Petugas kepolisian melakukan random cek untuk dilakukan swab pada masyarakat yang melintas di Cek Point Sumber Artha, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/5/2021). Polres Metro Bekasi Kota melakukan penyekatan diberapa titik perbatasan kota Bekasi diantaranya pos Sumber Artha. Aturan larangan mudik mulai berlaku hari ini. Salah satu titik penyekatan jalur mudik di Kota Bekasi, Sumber Artha, telah memutar balikkan 15 kendaraan yang berasal dari Jakarta sejak dini hari tadi.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pengetatan larangan mudik tahun ini disambut baik oleh pengusaha. Menurut Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang, kebijakan untuk mencegah penyebaran COVID-19 tersebut diyakininya dapat menggairahkan perekonomian di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Lantaran kondisi ekonomi mulai membaik dilihat dari pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2021 walaupun masih terkontraksi -0,74%, namun sudah mengalami peningkatan dibanding dengan kuartal IV-2020 sebesar -2,19%.

"Kemudian adanya peningkatan jumlah perusahaan yang memiliki kemampuan membayar THR serta cairnya THR untuk ASN,TNI-Polri dan pensiunan," ujar Sarman dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikcom, Jumat (7/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya uang warga DKI Jakarta dan sekitarnya akan mengalir ke daerah tujuan mudik, namun karena adanya larangan mudik yang sangat ketat maka uang tersebut berpotensi akan beredar di Jakarta dan sekitarnya.

"Warga Jakarta yang tidak pulang kampung akan ramai mengunjungi mal, hotel, restoran, café, pusat hiburan/wisata seperti Ancol, TMII, KB Ragunan, Monas, kota tua dan Kepulauan Seribu dan lainnya di kawasan Bodetabek dan disana akan terjadi transaksi ekonomi yang signifikan yang akan mengairahkan perekonomian Jakarta dan sekitarnya," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Setiap tahun biasanya sekitar 7 jutaan atau setara 2,5 juta keluarga warga Jabodetabek mudik ke kampung halaman dan mengalirkan uang ke daerah mencapai Rp 10 triliun, namun tahun ini keluarga di kampung hannya menerima kiriman uang lebaran karena larangan mudik.

"Untuk mengisi liburan Idul Fitri tahun ini warga Jabodetabek akan mengunjungi berbagai tempat santai bersama keluarga dan diperkirakan akan terjadi perputaran uang sebesar Rp 1,25 triliun dengan asumsi per keluarga membelanjakan paling sedikit Rp 500 ribu selama liburan Idul Fitri 1442 H, ini perkiraan perputaran uang paling rendah dan ada kemungkinan di atas itu," paparnya.

Dengan adanya perputaran tersebut akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dan nasional.

Data Bank Indonesia menyebutkan peredaran uang dalam bentuk uang tunai selama masa Idul Fitri 1442 diseluruh Indonesia diperkirakan sebesar Rp 152,14 triliun, meningkat sebesar 39,33% (yoy) dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 109,20 triliun.

Jika perputaran uang ini terealiasi selama masa Idul Fitri, sambung Sarman, maka akan sangat efektif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional di kuaral II-2021 yang dipatok diangka 7%, naik signifikan dari kuartal I-2021 yang masih minus 0,74%.

Untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 selama musim liburan Idul Fitri 2021 di DKI Jakarta dan sekitarnya, Sarman menyaran Pemerintah dapat mempersiapkan satgas atau petugas keamanan untuk melakukan sosialiasi, pengawasan dan pemberian sanksi bagi pengunjung yang tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan, terutama tempat-tempat yang berpotensi bakal ramai dikunjungi seperti mal dan pusat wisata.

"Kita harus pastikan bahwa pasca libur Idul Fitri tidak terjadi lonjakan penyebaran COVID-19 yang nantinya akan dapat mengganggu berbagai aktivitas bisnis dan perekonomian," imbuhnya.

Ia juga mengimbau warga untuk mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penyebaran COVID-19.

"Larangan mudik tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, kita mengajak kepada seluruh warga Jakarta dan sekitarnya agar tetap merayakan Idul Fitri di rumah bersama keluarga. Namun jika ada rencana keluar rumah agar tetap disiplin dan taat melaksanakan potokol kesehatan untuk keselamatan Bersama dan percepatan pemulihan ekonomi nasional," ucapnya.


Hide Ads