Gojek: dari Call Center, Kini Perusahaan Teknologi Terbesar di RI

Gojek: dari Call Center, Kini Perusahaan Teknologi Terbesar di RI

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 18 Mei 2021 08:15 WIB
Gojek
Foto: Dok. Gojek

Waktu terus berjalan, baru di tahun 2015, perusahaan rintisan besutan Nadiem ini merilis aplikasi mobile, Gojek dipakai sebagai namanya. Hal ini juga sekaligus membawanya resmi jadi perusahaan teknologi. Di aplikasi tersebut tersedia layanan ojek online (GoRide), antar barang (GoSend), dan layanan pembelian di supermarket (GoMart).

Seiring berjalannya waktu, Gojek menyediakan berbagai macam layanan dan menjadi superapp. Meski begitu, Nadiem harus melepas kepemimpinannya di Gojek di sekitar tahun 2019, saat itu dirinya ditarik Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengisi pos sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan masih bertahan sampai sekarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai perusahaan rintisan sendiri, Gojek kini sudah menyandang status decacorn, atau startup yang memiliki valuasi di atas US$ 10 miliar. Sebelumnya, Go-Jek sudah melewati level sebagai status unicorn atau startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar.

Dikutip dari CNBC Indonesia, April 2019 lalu, dalam riset bertajuk The Global Unicorn Club, lembaga riset internasional CBInsights menyatakan Gojek telah memiliki valuasi US$ 10 miliar.

ADVERTISEMENT

Suntikan dana terbesar, didapatkan Gojek pada awal 2018, perusahaan rintisan Nadiem Makarim ini melakukan penghimpunan dana Seri E dengan total dana yang terkumpul US$ 1,5 miliar. Investor yang bergabung adalah Via ID, Tencent Holdings, Temasek Holdings, Astra International, Meituan-Dianping, JD.com, Google hingga Blibli.

Kemudian, pada awal 2019, Go-Jek menggelar penggalangan dana Seri F tahap pertama. Total dana yang terhimpun US$1 miliar. Deretan investornya Astra Internasional, Tencent Holdings, JD.com dan Google.

Di tahun 2020, pada awal Juni Gojek kembali mengumumkan bahwa Facebook dan PayPal resmi menjadi investor di dalam penggalangan dana perseroan putaran terkini. Pada penggalangan dana putaran yang sama, Google dan Tencent kembali menambah investasi setelah kedua perusahaan itu menanamkan investasi di Gojek di putaran sebelumnya.

Di tahun yang sama, tepatnya pada akhir 2020, perusahaan pelat merah Telkomsel ikut menyuntikkan dana ke Gojek. Kini perusahaan itu makin besar kapasitasnya setelah bergabung dengan Tokopedia.

Dalam keterangan resminya, total transaksi yang tercatat setelah Gojek bergabung dengan Tokopedia dan menjadi grup GoTo tembus US$ 22 miliar atau setara dengan Rp 312,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.200).


(hal/ara)

Hide Ads